Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengapresiasi komitmen Indonesia dalam melakukan IAR dan menindaklanjutinya.
Dia pun mendorong negara-negara lain belajar dari pengalaman yang diterapkan di Thailand, Afrika Selatan, dan Indonesia.
"Saya mendorong semua negara untuk bisa belajar dari pengalaman Thailand, Afrika Selatan, dan Indonesia (dalam menerapkan IAR), dan untuk bekerja sama menekan virus ini hari ini. Kita bisa menyelamatkan nyawa dan mengakhiri pandemi ini bersama-sama," kata Tedros.
Baca juga: Satgas Sebut Undangan WHO untuk Terawan Harus Diterjemahkan sebagai Apresiasi
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memberikan tanggapan atas undangan WHO kepada Menkes Terawan.
Dia menilai, undangan itu dikarenakan Indonesia dianggap sukses menerapkan peninjauan intra-aksi atau IAR Covid-19 di Indonesia.
"Bila dilihat isi suratnya tidak ada pernyataan keberhasilan Indonesia dalam pengendalian pandemi. Hanya mengakui keberhasilan Indonesia dalam mengadakan kegiatan IAR," ujar Dicky saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: UPDATE 8 November: Tambah 3.880, Kasus Covid-19 di Tanah Air Capai 437.716
Dia menjelaskan, kegiatan IAR adalah mekanisme monitoring evaluasi terkait salah satu pilar dalam peraturan kesehatan internasional (IHR) hasil revisi pada 2005.
Tujuannya, agar setiap negara bisa mawas diri terhadap pencapaian dan kekurangan dalam pengendalian pandeminya.
"Jadi undangan konferensi pers itu bukan dalam arti mengakui keberhasilan Indonesia dalam pengendalian pandeminya, tapi apresiasi karena telah melaksanakan kegiatan review IAR yang dianggap 'sukses'," ucap Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.