JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, ada dua hal yang menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kemajuan dalam menangani pandemi Covid-19 menurut pemerintah.
Kemajuan pertama, menurut Reisa, adalah persentase kasus aktif Covid-19 yang berada di bawah pesentase dunia.
"Jumlah kasus aktif kita sudah di bawah 60.000 atau 12,7 persen dari total kasus," kata Reisa dalam siaran YouTube FMB9 yang dikutip Kompas.com, Senin (9/11/2020).
"Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia yang berada di angka sekitar 25 persen dari total kasus," kata dia.
Baca juga: Dampak Covid-19 Sadarkan TNI Pentingnya Miliki Satuan Antiserangan Biologi
Sementara itu, kemajuan yang kedua yakni pesentase angka kesembuhan dari Covid-19 juga lebih tinggi dari dunia.
Reisa mengatakan, berdasarkan data Satgas hingga 6 November 2020, ada 360.705 kasus sembuh atau sekitar 84 persen dari total kasus positif.
"Lebih tinggi dari kasus sembuh dunia yakni sebesar 71,3 persen," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia tercatat sebagai negara yang mampu menangani pandemi Covid-19 secara berimbang dengan kontraksi ekonomi yang menjadi dampaknya.
Bahkan, Indonesia termasuk dalam lima besar jajaran negara yang mampu secara seimbang mengatasi dua persoalan itu.
"Indonesia ini kontraksi ekonomi relatif lebih rendah dibanding negara lain. Kita termasuj top lima negara yang bisa menangani secara berimbang antara Covid-19 maupun penurunan kontraksi ekonomi," ujar Airlangga dalam talkshow daring bersama Satgas Penanganan Covid-19 yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Dunia Resmi Lampaui 50 Juta Kasus Covid-19 yang Dikonfirmasi
Hal ini, salah satunya dipengaruhi angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia dengan case fatality rate di bawah empat persen.
Ia berharap, nantinya pertumbuhan ekonomi minimal berada di angka nol atau netral.
"Kita harap minimal masuk tren positif atau kurva seperti huruf V. Ujungnya antara minus 1 sampai (minus) 0,6. Minimal target kita netral. Netral itu restart atau nol," ujar Airlangga.
Tes minim
Sementara itu, Guru Besar Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ascobat Gani mengatakan, tes Covid-19 di Tanah Air masih kurang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.