Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Lembaga Ini Ajukan Penambahan Anggaran untuk 2021

Kompas.com - 15/09/2020, 14:13 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

Hasto mengatakan, nilai pagu anggaran tahun 2021 belum dapat mengakomodasi kebutuhan untuk memberikan kompensasi kepada korban tindak pidana terorisme masa lalu sebesar Rp 77 miliar.

"Anggaran ini berdasarkan surat Kemenkeu 6 September 2020 tentang biaya satuan lainnya untuk penghitungan kompensasi dan bantuan kematian korban terorisme masa lalu dan masa kini," kata Hasto.

Baca juga: Wapres Soroti Penyerapan Anggaran yang Rendah di Tengah Pandemi

Berdasarkan pertimbangan itu, LPSK mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp 129,9 miliar untuk memenuhi lima program, yakni meliputi kompensasi korban tindak pidana terorisme masa lalu, layanan perlindungan saksi dan korban tindak pidana, dukungan manajemen, belanja modal dan seminar Europol.

Sementara, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, pihaknya berdasarkan surat dari Kementerian Keuangan dan Bappenas, pagu anggaran Komnas HAM tahun 2021 sebesar Rp 100,3 miliar.

Pagu anggaran itu terdiri dari sebesar Rp 77,4 miliar untuk Komnas HAM dan Komnas Perempuan sebesar Rp 22,7 miliar.

"Karena sampai hari ini Komnas Perempuan satkernya masih ada di Komnas HAM," kata Ahmad.

Baca juga: Pengusaha Beberkan Lambatnya Penyerapan Anggaran Insentif Covid-19

Ahmad mengatakan, anggaran tersebut digunakan Komnas HAM untuk penguatan kesadaran HAM masyarakat dan aparatur negara, penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, peningkatan kualitas pengawasan dan kerja sama dan pelayanan perkantoran, serta bantuan hukum.

Namun, Ahmad mengatakan, masih ada kebutuhan yang belum teralokasi dalam anggaran tahun 2021, yakni perbaikan Gedung Komnas HAM, sistem pengelolaan data, Sarpras Komnas HAM Jakarta, rekomendasi usulan penyelesaian konflik agraria.

Oleh karenanya, Komnas HAM mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp 22,8 miliar.

"Total kebutuhan tambahan anggaran Rp 22.800.000.000," ujar Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com