JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra merasa prihatin dengan anggaran kesehatan yang baru terserap 1,53 persen dari total anggaran Rp 75 triliun.
"Nah di kala kasus ini sudah merebak ke seluruh wilayah, lebih dari 440 kabupaten kota, sungguh miris ya daya serapnya baru 1,53 persen," kata Hermawan kepada Kompas.com, Senin (29/6/2020).
Baca juga: Jokowi Diminta Cari Akar Masalah Rendahnya Penyerapan Anggaran Kesehatan
Hermawan mengaku sejak awal bingung dengan cara pemerintah menyalurkan anggaran sebesar itu untuk bidang kesehatan dengan cepat.
Padahal, menurut dia, pemenuhan kebutuhan dan pemberian penghargaan berupa tunjangan untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 sangat diperlukan.
"Jadi wajar saja, jangankan Pak Jokowi, kita pun jadi gereget dan marah, tapi kalau presiden sudah marah, ya kita bisa lebih marah lagi dalam prespektif penyesalan atau menyayangkan situasinya," ujar dia.
Baca juga: Istana Sebut Jokowi Sudah Berulang Kali Ingatkan Menteri
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyentil Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto lantaran rendahnya penyerapan anggaran kesehatan.
Hal itu terungkap melalui video yang tayang di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Video itu berisi pidato Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Jengkelnya Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet di Tengah Pandemi
Kepala Negara mengaku jengkel dengan sejumlah menterinya yang menurutnya masih menganggap situasi pandemi saat ini bukan sebuah krisis.
"Misalnya saya beri contoh. Bidang kesehatan, dianggarkan Rp 75 triliun. Baru keluar 1,53 persen coba. Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga men-trigger ekonomi," kata Jokowi.
"Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialias, untuk tenaga medis, segera keluarkan. Belanja untuk peralatan segera keluarkan. Ini sudah disediakan Rp 75 triliun seperti itu," lanjut Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.