Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Munir dan Suciwati, Risiko hingga Kengerian yang Dilalui…

Kompas.com - 08/09/2020, 13:21 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terhitung 16 tahun berlalu sejak Suciwati ditinggal sang suami, Munir Said Thalib, yang tewas dibunuh.

Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) itu diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004.

Suciwati masih ingat awal pertemuannya dengan Munir di tahun 1991.

Pada masa itu, Suciwati aktif di gerakan buruh Malang. Ia mengadvokasi kasus-kasus yang dialami buruh perempuan, seperti pelecehan hingga perampasan hak.

Suatu ketika, beberapa teman aktivisnya meminta Suciwati datang ke sebuah acara diskusi yang diadakan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Malang mengenai hukum perburuhan.

Baca juga: Ironi Munir Pilih Garuda Menuju Belanda...

Acara diskusi itulah yang menjadi momen pertemuan antara Suciwati dengan Munir untuk pertama kali.

“Waktu itu hari Minggu, saya lagi kerja lembur, tapi saya sempatkan mampir. Di situ saya bertemu pertama kali. Tahun 1991,” kata Suciwati dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com di tahun 2019.

“Saya diajak ke diskusi dan dikenalkan sama mereka (aktivis buruh). Cuma sebentar bertemu dan saya pergi begitu saja," sambungnya.

Keduanya kemudian kerap bekerja sama ketika Munir bertugas mengelola LBH Malang tak lama setelah pertemuan tersebut.

Baca juga: 16 Tahun Kasus Pembunuhan Munir, Janji Jokowi Kembali Ditagih

Munir dan Suciwati saling berbagi tugas di LBH. Munir mengelola gerakan mahasiswa melalui diskusi rutin, sementara Suciwati tetap berkutat pada gerakan buruh.

Pertemuan keduanya semakin intens ketika Munir menjadi kuasa hukum Suciwati dalam kasus pemutusan hubungan kerja (PHK).

Keduanya kemudian memutuskan untuk berpacaran pada tahun 1992. Empat tahun kemudian atau pada 1996, keduanya menikah.

Pada awalnya, Suciwati sebetulnya enggan menjalin hubungan pribadi dengan Munir.

Ia mengaku khawatir hubungan tersebut malah merusak cita-cita mereka yakni membangun gerakan buruh.

Baca juga: Setelah Senyawa Arsenik Menjalari Tubuh, Cak Munir Dibunuh 16 Tahun Lalu...

Akan tetapi, takdir berkata lain. Karisma Munir tak mampu ia tolak.

Suciwati pun semakin jatuh cinta saat Munir menjadi pembicara dalam diskusi tentang analisis gerakan buruh di Indonesia dan membandingkannya dengan gerakan sosial di negara Amerika Latin.

"Aku lihat dia keren sekaligus mengerikan. Zaman itu ya, saya merasa bisa saja di antara peserta itu ada BIN yang tiba-tiba bawa pistol dan menembak dia karena saking kritisnya," ujar Suciwati sambil tertawa kecil.

Di matanya, Munir merupakan sosok laki-laki sempurna. Suciwati menyebut suaminya sebagai orang yang pintar, berintegritas, dan peduli terhadap sesama.

Satu hal yang paling berkesan bagi Suciwati adalah Munir tidak gila kuasa.

Namun, di sisi lain, Suciwati menyadari ada risiko yang membayangi dari keputusannya menikah dengan Munir.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Munir Terancam Ditutup karena Kedaluwarsa

Suaminya, sebagai seorang aktivis yang kerap menentang pemerintah dan korporasi, lekat dengan intimidasi.

Suciwati melalui ruang-ruang kengerian bersama sang suami ketika masih hidup.

Puncak yang paling mengerikan adalah ketika sang suami meregang nyawa karena senyawa arsenik di tubuhnya.

"Banyak ruang yang pastinya mengerikan dan buat saya memilih dia karena yakin, saya mengerti dan memahami apa yang dia kerjakan. Jadi, kami seperti dalam satu frame yang sama. Saya juga tahu apa risikonya menikah dengan dia," ucap Suciwati.

Tahun demi tahun berlalu, tetapi keinginan Suciwati agar pemerintah mengungkap dalang pembunuhan Munir masih terus membara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com