Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stigma Perempuan Ujung-ujungnya di Dapur, Salah Satu Penghambat Masyarakat Berkarier

Kompas.com - 06/09/2020, 19:09 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pendiri iBeasiswa Dina Novita Sari mengatakan, akses informasi pendidikan pada masyarakat di daerah, terutama di Pedesaan masih menjadi kendala untuk meningkatkan karier.

Dina mencontohkan, tempat kelahirannya di sebuah desa di Magetan, Jawa Timur sedikit sekali kesempatan untuk bekerja atau berkarier.

Sebab, kebanyakan pelajar di sana setelah lulus sekolah menjadi pekerja migran di luar negeri.

“Banyak teman-teman saya pada saat itu, dan juga senior-senior, setelah lulus sekolah akhirnya banyak yang menjadi buruh migran Indonesia di luar negeri,” kata Dina dalam webinar yang digelar British Council bertajuk Gerakan Anak Muda Bagi Inklusi Sosial di Indonesia, Minggu (6/9/2020).

Baca juga: Keseragaman Kurikulum Pendidikan Masih Jadi Persoalan

“Profesi tersebut menurut saya mulia sekali dan halal, namun, saya merasa bahwa alangkah indahnya ketika teman-teman saya pada saat itu bisa punya opsi yang lebih banyak lagi dalam hal pilihan karier,” kata dia.

Dina mengatakan, stigma yang timbul di masyarakat juga dinilai menjadi salah satu kendala untuk dapat mengembangkan diri.

Ia menyebut, perempuan yang memiliki bakat dan mimpi besar terhambat akibat stigma yang ditimbulkan seperti sulit mendapatkan suami kalau pendidikannya lebih tinggi.

“Saya sering banget dengar (perempuan) enggak boleh sekolah lagi, kemudian masih banyak yang berfikir perempuan itu ujung-ujungnya juga di dapur,” Kata Dina.

Stigma-stigma by use gender yang menurut saya masih banyak banget (terjadi) di desa,” ujar dia.

Lebih lanjut, kata Dina, laki-laki juga tidak lepas dari stigma tersebut, misalnya dalam hal memilih jurusan.

Laki-laki, menurut dia, dituntut mengambil jurusan yang telah terbukti menghasilkan banyak uang karena nantinya akan menjadi kepala keluarga.

“Padahal dia mau (memilih) jurusan yang sebenarnya mungkin di sektor-sektor yang tidak banyak diketahui oleh orang Indonesia pada umumnya,” kata Dina.

"Ini ternyata masih mengakar sekali ketakutan-ketakutan, stigma-stigma sosial yang masih banyak terjadi di masyarakat," ucap dia.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi X Minta Klaster Pendidikan Dicabut dari RUU Cipta Kerja

Menurut Dian, salah satu yang bisa memberikan opsi yang lebih banyak untuk berkarier adalah pendidikan tinggi yang berkualitas.

Apalagi, akses informasi saat ini mudah diperoleh. 

"Tetapi tetap saja pertanyaan besarnya adalah mulai dari mana?, saya harus ngapain untuk bisa sekolah lagi? Untuk bisa dapet akses pembiayaan? Untuk bisa berkarier?." kata Dina.

Oleh sebab itu, Dina menginisiasi garakan untuk mendobrak batasan gender dan batasan ekonomi.

Selain itu, informasi terhadap kesempatan-kesempatan yang ada, baik beasiswa pendidikan S1, S2 dalam negeri maupun luar negeri harus diketahui masyarakat.

"Atau pembelajaran dari teman-teman kita yang sudah punya perjalanan panjang, baik karier maupun pendidikan ke para pemuda yang ada di pedesaan, untuk bisa membantu mementori teman-teman yang masih ingin mendobrak batas tadi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com