Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Pidato Jokowi: Dari Membajak Krisis hingga Mereka yang Paling Agamis...

Kompas.com - 15/08/2020, 13:14 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan dengan suasana yang berbeda pada tahun ini.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, ruang sidang di Kompleks Parlemen, Jumat (14/8/2020), tak lagi terisi penuh oleh anggota DPR dan para tamu undangan lainnya.

Jumlah anggota DPR dan tamu yang hadir secara fisik dibatasi agar bisa menerapkan jaga jarak.

Lebih banyak anggota DPR dan para tamu yang menyaksikan acara tahunan tersebut secara virtual.

Baca juga: Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen, Ekonom: Terlalu Konservatif

Semua itu tak lain karena pandemi Covid-19. Pidato kenegaraan Presiden Jokowi pun tak jauh dari urusan penanganan pandemi. Berikut rangkumannya:

Singgung kursi kosong

Di awal pidato, Presiden Jokowi langsung menyinggung soal banyaknya kursi kosong di ruang sidang tersebut.

"Semestinya, seluruh kursi di ruang sidang ini terisi penuh, tanpa ada satu kursi pun yang kosong. Semestinya, sejak dua minggu yang lalu, berbagai lomba dan kerumunan penuh kegembiraan, karnaval-karnaval perayaan peringatan hari kemerdekaan diadakan, menyelimuti suasana bulan kemerdekaan ke-75 tahun Indonesia merdeka," kata dia.

Namun, semua yang sudah direncanakan tersebut harus berubah total karena efek pandemi Covid-19. Meski demikian, Jokowi mengingatkan bahwa semua ini tidak boleh mengurangi rasa syukur dalam memperingati 75 tahun Indonesia Merdeka.

Seluruh dunia terdampak

Presiden Jokowi menyebutkan, sebanyak 215 negara, tanpa terkecuali, sedang menghadapi masa sulit di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Antropolog: Pakai Baju Adat Sabu Raijua, Respek Jokowi Terhadap Budaya NTT

Mengutip WHO, sampai dengan tanggal 13 Agustus kemarin, terdapat lebih dari 20,4 juta kasus di seluruh dunia, dengan jumlah kematian di dunia sebanyak 744.000 jiwa.

"Semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara-negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19," kata dia.

Krisis perekonomian dunia juga terparah dalam sejarah. Pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi negara kita masih plus 2,97 persen, tetapi di kuartal kedua kita minus 5,32 persen.

Ekonomi negara-negara maju bahkan minus belasan persen, sampai minus 17-20 persen.

Bajak momentum krisis

Namun, Presiden Jokowi justru menilai kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan.

Baca juga: Memaknai Bajak Momentum Krisis dalam Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi

Ibarat komputer, Presiden Jokowi menyebut perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan restart, harus melakukan rebooting.

"Dan semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya," kata dia.

Presiden Jokowi menyambut hangat seruan para ulama, para pemuka agama, dan tokoh-tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru. Kebangkitan untuk melakukan sebuah lompatan besar.

Ia menilai, inilah saatnya Indonesia membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar.

Strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Baca juga: IDI Apresiasi Ucapan Terima Kasih Jokowi kepada Tenaga Medis

"Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru, momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan," kata dia.

Langkah tangani krisis

Presiden Jokowi lalu menjabarkan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani krisis kesehatan.

Pertama, pemerintah mengevakuasi warga negara Indonesia dari wilayah pandemi Covid-19 di Tiongkok.

Lalu, pemerintah menyiapkan rumah sakit, rumah isolasi, obat- obatan, alat kesehatan, dan mendisiplinkan protokol kesehatan.

"Semuanya harus dilakukan secara cepat, dalam waktu yang sangat singkat," kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Baju Adat NTT yang Dipakai Jokowi Hanya Disiapkan 3 Hari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com