"Mereka bisa menemukan kasus lebih banyak, tes lebih banyak. Sehingga bisa memenuhi atau melebihi standar dari WHO," kata dia.
Wiku tak membeberkan secara pasti apa solusi bagi ketimpangan kemampuan tes Covid-19 ini.
Kendati demikian, Wiku menyebut, daerah lain juga saat ini sedang berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan tes Covid-19.
"Dan harapannya agar dapat meniru apa yang terbaik yang telah dilakukan di Jakarta," kata dia.
Soal ketimpangan tes antara DKI Jakarta dan daerah lainnya ini juga menjadi perhatian Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca juga: Ridwan Kamil Minta Dukungan Jokowi soal Tes Covid-19 di Jabar
Sebab, meski menjadi provinsi dengan jumlah tes terbanyak kedua, namun tes di Jabar masih jauh lebih rendah ketimbang DKI Jakarta.
"Di kapasitas testing, Bapak Presiden, kami ini punya kelemahan walaupun di level provinsi kami ini tertinggi setelah Jakarta," kata Ridwan Hal tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat Jokowi mengunjungi Posko Penanganan Covid-19 Jawa Barat, di Kantor Kodam III/Siliwangi, Bandung, Selasa (11/8/2020) kemarin.
"Kami sudah melakukan 175 ribu (testing), agak jomplang dengan DKI Jakarta," sambung dia.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah pusat dapat memberikan dukungan meningkatkan kapasitas tes di Jawa Barat.
Baca juga: Covid-19 di Jawa Barat: Berhasil Ditekan, tapi Harus Tetap Waspada
Ridwan Kamil pun mengusulkan dua hal kepada Presiden Jokowi terkait peningkatan testing.
Pertama, dengan melibatkan laboratorium milik swasta. Pasalnya, kata dia, saat ini kapasitas laboratorium yang ada di Jawa Barat sudah maksimal.
"Kalau diizinkan kebijakan itu, maka kita bisa menaikan statistik dengan kerjasama swasta. Kita hanya bayar 1 orang per berapa rupiah, mereka investasi alatnya, kita hanya ngasih nama pasien atau potensi yang di tes swab," ujar dia.
Usulan kedua, yakni memperbanyak polymerase chain reaction (PCR) portable.
Ia menjelaskan, Jawa Barat sudah memiliki alat PCR portable yang dapat dibawa untuk melakukan testing Covid-19 di pelosok-pelosok daerah.