Kemudian anak-anak penyandang tuli pun diarahkan untuk tetap berada di rumah.
"Sedangkan komunikasi dengan orang tua mereka tidak bisa dilakukan secara maksimal. Karena biasanya orang tua mereka adalah orang tua yang bisa mendengar," ucap Laura.
"Mereka belum sepenuhnya tahu cara berkomunikasi dengan anak mereka, sehingga anak (penyandang) tuli pun tidak merasakan adanya kenyamanan,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Laura menerangkan bahwa proses mempelajari bahasa isyarat harus dilakukan secara terus-menerus.
Maka orang tua penyandang tuli dapat mempelajarinya pada kelas bahasa isyarat dan mempraktekkan di rumah dengan anak secara rutin.
"Itu akhirnya akan membuka pintu komunikasi antara orang tua dengan anak-anak," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.