Kesederhanaan Hoegeng juga terlihat ketika ia menolak mobil jenis Holden keluaran terbaru tahun 1965 yang diperuntukkan untuk keluarganya.
Selaku Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet, Hoegeng memang berhak dua buah mobil yakni mobil dinas dan mobil untuk keluarganya.
Hoegeng menolak mobil yang diperuntukkan untuk keluarganya karena ia telah menerima mobil dinas sebagai Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet serta mobil jeep Willis dari korpsnya di Kepolisian.
"Hoegeng mau simpang di mana lagi, Mas Dharto? Hoegeng tak punya garasi lagi?" kata Hoegeng beralasan kepada Soedharto.
Baca juga: Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur yang Disebut Gus Dur dalam Humornya
Akhirnya, Hoegeng pun meminta agar mobil itu disimpan di rumah Dharto akibat ketentuan Sekretariat Negara.
Dharto pun rutin membersihkan dan memanasi mobil itu setiap hari. Suatu saat, Dharto juga sempat menjalankan mobil dinas Hoegeng supaya mesinnya tidak rusak.
Namun, Dharto justru kapok. Nomor plat mobilnya yang berkode khusus membuat Dharto diberi penghormatan oleh polisi yang bertugas di sepanjang jalan.
Baca juga: Gubernur Ganjar Usulkan Jenderal Hoegeng Jadi Pahlawan Nasional
Beberapa minggu menjadi Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet, Hoegeng juga mendapat hadiah mobil Mazda "kotak" dari Dasaad Musin Concern, perusahaan pemegang lisensi beberapa merek mobil Eropa dan Jepang.
Dalam suratnya, Dasaad meneyebutkan Hoegeng mendapat fasilitas kendaraan untuk menjalankan tugas sebagai menteri.
Mobil itu dapat diambil di showroom mobil dengan syarat membawa surat pemberitahuan tersebut. Namun, Heogeng membiarkan surat itu tergeletak di meja kerjanya karena ia tak mau menerima gratifikasi.