Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Jangan Harapkan Bantuan Negara Lain pada Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 06/07/2020, 13:56 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia sedianya jangan mengharapkan bantuan dari negara lain pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Pemimpin bangsa, kata dia, harus mandiri dalam melakukan berbagai penanganan Covid-19.

"Pemimpin dalam masa pandemi harus mandiri. Contoh Indonesia jangan mengharap kita dapat bantuan Jepang, China, Amerika, Eropa karena mereka juga kena," ujar Kalla dalam webinar LSPR, Senin (7/6/2020).

"Jadi harus ada kemandirian bangsa itu dan pemimpin harus membawa kemandirian dan kebersamaan bangsa, karena apa pun yang diputuskan atau dilakukan tanpa kebersamaan bangsa itu maka tidak akan terlaksana," kata dia.

Baca juga: Jusuf Kalla: Pemimpin dalam Situasi Darurat Harus Cepat dan Tegas

Contoh kebersamaan yang dimaksud yakni kepatuhan masyarakat untuk melakukan instruksi yang sudah digaungkan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 ini.

Ia pun meminta masyarakat tetap berada di rumah dan menjaga jarak mereka masing-masing apabila di luar rumah.

Selain itu, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun.

"Semua itu kebersamaan dan persatuan, kedisiplinan sangat tergantung dari kepemimpinan bangsa. Kita bisa melihatnya dari negara yang berhasil dan gagal," ujar Ketua PMI ini.

Selain itu, Kalla mengatakan, Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara lain. Saling bertukar pengetahuan dan informasi agar bisa menangani pandemi Covid-19 dengan baik.

Kalla mengatakan, Indonesia butuh pengalaman dari Korea Selatan, Vietnam, dan Taiwan mengenai bagaimana mereka menangani pandemi Covid-19.

"Kita butuh pengalaman mereka, kita bisa saja mempelajarinya, minta pengalamannya. Asal jangan mengharap bantuan material, tapi pengalaman dan akses," kata dia.

"Kita memang harus menjaga akses hubungan sinergi dengan luar untuk dapatkan akses karena masalah ini masih panjang," ucap dia.

Baca juga: Anies dan Jusuf Kalla Resmikan Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki

Sinergi, pengalaman, informasi, dan sistem itu, kata Kalla, akan sangat berguna apabila nantinya vaksin Covid-19 telah ditemukan.

Apabila Februari 2021 vaksin ditemukan, pasti negara penemu vaksin bersangkutan akan menggunakannya terlebih dahulu.

"Mungkin kita dapatnya katakanlah September-Oktober tahun depan, tapi kita punya penduduk 200 juta, kalau memberikan vaksin kepada penduduk sejumlah itu 1 juta per hari apakah bisa? Itu butuh setahun," kata dia.

"Jadi apa pun penemuan vaksin itu tahun depan, baru bisa (divaksin) semua orang ini tahun 2022. Jadi masih minta maaf dalam 2 tahun dari sekarang kita masih pakai masker, makanya butuh sinergi, pengalaman, informasi dan sistem," kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com