Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Peradaban Kita Pascapandemi, Belajar dari "Black Death"

Kompas.com - 22/06/2020, 12:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Henry Sigerist telah menunjukkan korelasi peradaban dan pandemi dalam "Civilization and Disease" yang diterbitkan pada tahun 1943, dan kemudian diterbitkan ulang pada 2018 dengan pengantar oleh Elizabeth Fee.

Sigerist mengetengahkan bahwa peradaban menjadi faktor dalam penyebaran penyakit. Pertanyaan sederhana bisa diajukan bagaimana kondisi suatu peradaban ketika penyakit mewabah.

Dalam kasus pandemi black death, apakah kehidupan Eropa tidak bersih dan jorok? Sebaliknya ketika peradaban maju, manusia menjadi mampu memerangi penyakit lebih efektif, dan pengobatan adalah senjata utamanya.

Sigerist juga menjelaskan mengenai efek penyakit pada aspek peradaban seperti ekonomi, kehidupan sosial, hukum, filsafat, agama, sains, dan seni. Di masa peradaban primitif, manusia bergantung pada alam secara langsung.

Namun, peradaban terus berkembang. Dari peradaban pengumpul, kemudian manusia memiliki kekuasaan atas alam, sampai tahap produksi.

Mengolah tanah, memelihara hewan, membangun jalan melalui hutan dan mengairi padang tandus, adalah pergerakan peradaban. Kedokteran, atau seni melestarikan dan memulihkan kesehatan, adalah salah satu aspek peradaban.

Manusia berperadaban adalah belajar mengarahkan dan memberdayakan kekuatan yang dimiliki agar kehidupan lebih aman.

Hal ini menunjukkan pandemi dan peradaban bisa saling memengaruhi. Saat ini pandemi Covid-19 yang menghantui penduduk dunia, sampai pada taraf mengubah cara dan gaya hidup manusia.

Kita sekarang bersiap memasuki kehidupan normal baru (new normal) sebagai bentuk adaptasi setelah tiga bulan nyaris berhenti beraktivitas. New normal bukan lantas sekadar praktik aktivitas sehari-hari yang mekanis, tetapi justru menjadi paradigma baru berpikir di masa pandemi.

Tanpa paradigma berpikir yang baru, new normal akan sulit diterapkan. Kita rata-rata sudah paham dengan petunjuk teknis new normal sesuai protokol kesehatan, semisal cuci tangan dan hidup bersih, jaga jarak fisik, penggunaan masker, hindari kerumunan, optimalisasi teknologi digital, dan sebagainya.

Semua itu akan tidak konsisten ketika paradigma berpikir belum terbentuk. Artinya komitmen untuk menjalani kehidupan new normal harus dapat membangun peradaban baru.

Cara hidup new normal bukan cuma formalitas (karena aturan protokol), tetapi harus menjadi suatu karakter atau watak. Bila cara hidup itu sudah menjadi karakter, maka secara masif akan membentuk sebuah kultur. Dengan sendirinya terbentuklah peradaban baru.

Lalu bagaimana peradaban kita pascapandemi Covid-19? Ada beberapa energi positif yang meruak selama pandemi.

Pertama, kesadaran kolektif untuk bergerak bersama. Pandemi memberi kesadaran bahwa kebersamaan menjadi kunci dalam melawan virus corona.

Selama ini, setidaknya dalam satu dekade, kita terjebak dalam kehidupan yang tersekat-sekat. Perbedaan politik yang menjerumuskan publik ke ruang polarisasi ekstrem merupakan titik kritis bangsa kita.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com