Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty Internasional Sampaikan Lima Masalah HAM di Papua ke PBB

Kompas.com - 05/06/2020, 18:01 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty International Indonesia menyampaikan lima daftar masalah terkait Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua ke Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

"Ini adalah laporan berkala yang biasanya masuk dalam tahap penyusunan daftar-daftar masalah yang akan dibahas di dalam sesi mereka (Komite Hak-hak Sipil PBB)," kata Direktur Eksekutif Amnesty international Indonesia Usman Hamid, dalam diskusi online, Jumat (5/6/2020).

"Khususnya sesi kali ini untuk sesi yang ke-129 yang akan berlangsung bulan Juli 2020," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Diminta Taati Putusan PTUN soal Pemblokiran Internet Papua

Usman tidak merinci kapan daftar tersebut disampaikan ke PBB.

Masalah pertama yakni, pembunuhan di luar proses hukum, pengakapan sewenang-wenang serta kejahatan di bawah hukum internasional yang melanggar hak orang Papua atau hak orang asli Papua.

Masalah kedua yang disampaikan adalah situasi kebebasan Papua dalam hal menyatakan pendapat, berkumpul atau berasosiasi.

"Dan juga dalam hubungan dengan aspirasi-aspirasi yang berkaitan dengan diskiriminasi rasial terkait insiden rasialisme di Surabaya pada tahun lalu, serta aspirasi yang berkembang di sejumlah demonstrasi terkait dengan penentuan nasib sendiri," ungkap Usman.

Kemudian, masalah ketiga yang disampaikan adalah hak peradilan terhadap tahanan politik.

Masalah selanjutnya terkait kebebasan pers, pemblokiran internet di Papua serta kriminalisasi aktivis Papua maupun yang bukan berasal dari Papua.

"Yang bukan orang Papua misalnya Veronica Koman dan juga Dhandy Dwill Laksono," lanjut dia.

Baca juga: Pengembalian Berkas Paniai Relatif Cepat, Komnas HAM: Kejagung Belum Serius

Masalah terakhir yang dilaporkan adalah kondisi pengungsi di Nduga, Papua yang belum tertangani dengan baik.

"Setidak-tidaknya dalam catatan Amnesty bersama dengan koalisi di sana ada sekitar 5000-an pengungsi," ucap Usman.

"Kurang lebih lima hal itu yang kami garis bawahi di dalam list of issues, semacam daftar-daftar masalah sebelum pelaporan untuk Indonesia dalam sesi Komite Sipil dan Politik Hak-hak sipil yang ke-129," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com