Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuh Rendah Mahasiswa di Gedung DPR/MPR Jelang Mundurnya Soeharto...

Kompas.com - 19/05/2020, 08:18 WIB
Ardito Ramadhan,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Mei 1998, Gedung DPR/MPR RI menjadi episentrum gerakan mahasiswa yang menutut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah tujuh kali dipilih MPR.

Pemberitaan Harian Kompas pada Rabu (20/5/1998) silam menggambarkan betapa ramainya suasana Kompleks Parlemen tatkala diserbu puluhan ribu mahasiswa itu sejak Selasa, sehari sebelumnya.

Mahasiswa yang jumlahnya mencapai 30.000 orang itu menempati sudut-sudut Gedung DPR/MPR, mulai dari pelataran, taman-taman, lorong-lorong maupun ruangan lobi hingga memanjat ke kubah Gedung Kura-kura yang menjadi ikon Kompleks Parlemen.

Kompas menulis, mahasiswa mulai berkumpul di Gedung DPR/MPR sejak pagi hari menggunakan bus-bus sewaan maupun bus resmi universitas masing-masing.

Baca juga: Saat Parlemen Minta Soeharto Mundur...

Beberapa di antaranya ada yang menggunakan ojek dan turun di dalam Komplek Parlemen. Imbas penjagaan yang longgar.

Penjagaan yang longgar itu pula yang membuat mahasiswa dapat mendaki kubah Gedung Kura-kura dan memasang spanduk panjang berisi permintaan agar Soeharto segera mundur.

Sebagai episentrum gerakan mahasiswa, Kompleks Parlemen yang biasa dihuni para wakil rakyat berjas dan berdasi saat itu berubah selayaknya pasar malam.

Corong mikrofon yang biasa digunakan untuk memanggil mobil diambil alih oleh mahasiswa.

Lewat corong tersebut, berbagai informasi, pernyataan sikap dan ajakan untuk mengumandangkan lagu-lagu perjuangan terus disuarakan. Bahkan meski hari sudah gelap.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Harmoko Minta Soeharto Mundur dan Mahasiswa Duduki Parlemen

Selain mahasiswa, sejumlah tokoh antara lain Hariman Siregar, Guruh Soekarnoputra dan Ali Sadikin turut hadir berbaur di tengah kerumunan mahasiswa

Ratusan aktivis, wartawan dari dalam dan luar negeri serta pihak-pihak kedutaan asing juga tak ketinggalan hadir di sana.

"Semuanya seperti ingin menjadi saksi dari peristiwa yang mungkin hanya terjadi sekali ini dalam 32 tahun," tulis Kompas.

Anggota DPR Tak Bisa Pulang

Kerumunan mahasiswa yang menduduki Komplek Parlemen tersebut ternyata membuat rasa percaya diri para anggota DPR menyusut.

Para anggota dewan yang biasanya keluar-masuk gedung dengan gagah sambil menunjukkan tanda dan atribut keanggotaan dewan pun harus 'menyamar' agar tak terlihat sebagai anggota dewan.

Baca juga: Cerita Prabowo Saat Sarankan Soeharto Mundur dari Jabatan Presiden

Pada sore itu, mahasiswa pun sempat mengunci para anggota dewan supaya tidak bisa keluar dari Komplek Parlemen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com