JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo belum berencana mengangkat staf khusus presiden baru untuk mengisi pos yang ditinggalkan Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.
"Sampai saat ini belum ada rencana dari Presiden untuk mengangkat staf khusus baru," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana kepada wartawan, Selasa (28/4/2020).
Ari mengatakan, pengangkatan staf khusus adalah kewenangan penuh Presiden Jokowi.
Baca juga: Ini Pernyataan Lengkap Andi Taufan Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden
Pengangkatannya disesuaikan dengan kebutuhan Kepala Negara dalam menjalankan tugas kepresidenan.
"Saat ini Presiden sedang fokus pada penanganan Covid-19, baik dampak kesehatan maupun dampak sosial ekonomi," sambung Ari.
Belva Devara dan Andi Taufan sebelumnya mundur dari posisi staf khusus milenial Presiden setelah muncul polemik terkait konflik kepentingan.
Baca juga: Perjalanan Belva sebagai Stafsus Milenial hingga Kejanggalan Kartu Prakerja...
Belva mundur setelah perusahaan yang dipimpinnya, Ruangguru, menjadi mitra program pemerintah Kartu Prakerja.
Sementara Andi Taufan mundur setelah kabar mengenai suratnya berkop Sekretariat Kabinet kepada camat viral di media sosial.
Dalam surat itu, Andi meminta camat mendukung perusahaannya, PT Amarta Fintek Mikro, untuk ikut dalam menanggulangi virus corona Covid-19.
Baca juga: Jokowi: Belva dan Andi Taufan Sudah Banyak Bantu Saya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.