Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/04/2020, 19:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan kesiapannya untuk menyumbangkan plasma darah bagi pengobatan Covid-19.

Hal ini disampaikannya saat menggelar konferensi pers secara daring pada Senin (27/4/2020).

"Kalau soal plasma saya memang telah dimandatkan RSPAD dan saya mau. Anytime (siap) saya diminta darahnya," ujar Budi.

Menurut Budi, plasma darah dari penyintas Covid-19 penting untuk pengobatan masyarakat lain yang masih menjadi pasien.

"Sebab darah itu berguna untuk masyarakat. Saya diminta dan saya katakan ya siap," kata dia.

Baca juga: Janji Budi Karya Setelah Sembuh dari Covid-19...

Diberitakan, Budi Karya Sumadi dinyatakan terjangkit virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pada 16 Maret 2020.

Budi Karya tercatat sebagai pasien ke-76.

Sejak saat itu, posisinya digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku menteri perhubungan ad interim.

Setelah mendapatkan perawatan intensif dari RSPAD Gatot Subroto, Budi Karya dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala RS Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto, Albertus Budi Sulistya.

Baca juga: RSPAD: Budi Karya Sudah 2 Kali PCR, Hasilnya Negatif Covid-19

Budi Sulistya mengatakan, Budi Karya dirawat selama 17 hari di RSPAD.

"Jadi sejak 13 Maret hingga 31 Maret 2020. Dan sempat mengenakan alat bantu medis. Berkat semangat dan support keluarga dan tim (dokter) Tuhan yang maha esa berkenan memberikan pemulihan kepada beliau," ujar Budi Sulistya dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Senin (27/4/2020).

Dia pun mengungkapkan, Budi telah menjalani dua kali pemeriksaan PCR untuk memastikan apakah sudah sembuh dari Covid-19.

"Sampai saat ini sudah dua kali pemeriksaan PCR dan dinyatakan negatif Covid-19. Artinya dari kriteria kesembuhan, beliau surah negatif (dari Covid-19)," kata Budi Sulistya.

Sebelumnya, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan pengobatan bagi pasien Covid-19.

Baca juga: Budi Karya Ikut Rapat Kabinet, Luhut Masih Jabat Menhub Ad Interim

Kedua lembaga ini nantinya akan merekrut para pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk diambil plasma darahnya.

"Jadi ide ini bersama dengan PMI kami akan merekrut yang sudah sembuh atau penyintas Covid-19," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio.

"Kemudian kita akan memastikan mereka aman dan sehat. Artinya dalam darahnya mengandung antibodi cukup baik dan tidak ada virus atau bakteri lain, itu sudah kita anggap aman. Kita minta kesediaan mereka untuk mendonasikan plasma darahnya," tutur Amin.

Baca juga: Begini Prosedur Pengobatan Covid-19 Menggunakan Plasma Darah Pasien Sembuh

Tindakan ini dikakukan karena para penyintas Covid-19 yang telah sembuh memiliki antibodi.

Antibodi inilah yang nanti bisa diberikan untuk pengobatan pasien Covid-19.

"Jadi yang kita butuhkan adalah plasma darah, sebab antibodi itu ada di dalam plasma," ucap Amin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Remisi Hari Raya Nyepi, 3 Narapidana Bebas, 1.463 Lainnya Dapat Pengurangan Hukuman

Remisi Hari Raya Nyepi, 3 Narapidana Bebas, 1.463 Lainnya Dapat Pengurangan Hukuman

Nasional
PBB Mengaku Temui Parpol Lain untuk Jajaki Respons atas Wacana Yusril Cawapres

PBB Mengaku Temui Parpol Lain untuk Jajaki Respons atas Wacana Yusril Cawapres

Nasional
PBB Klaim Dapat Sambutan Positif dari 3 Parpol soal Endorse Jokowi ke Yusril

PBB Klaim Dapat Sambutan Positif dari 3 Parpol soal Endorse Jokowi ke Yusril

Nasional
PKS Tetap Dukung Anies meski Kepala BIN Bilang Aura Jokowi Mulai Pindah ke Prabowo

PKS Tetap Dukung Anies meski Kepala BIN Bilang Aura Jokowi Mulai Pindah ke Prabowo

Nasional
PDI-P Nilai Konflik Masyarakat Jelang Pemilu Terjadi karena Ambisi Politik yang Mengatasnamakan Agama

PDI-P Nilai Konflik Masyarakat Jelang Pemilu Terjadi karena Ambisi Politik yang Mengatasnamakan Agama

Nasional
Selangkah Maju RUU PPRT Usai 19 Tahun Terkatung-katung Tanpa Kepastian

Selangkah Maju RUU PPRT Usai 19 Tahun Terkatung-katung Tanpa Kepastian

Nasional
Penetapan 1 Ramadhan 1444 H, PBNU Ikuti Hasil Sidang Isbat Kemenag

Penetapan 1 Ramadhan 1444 H, PBNU Ikuti Hasil Sidang Isbat Kemenag

Nasional
PBNU Terjunkan Tim untuk Pantau Hilal Ramadhan di Seluruh Indonesia

PBNU Terjunkan Tim untuk Pantau Hilal Ramadhan di Seluruh Indonesia

Nasional
Dugaan Gratifikasi Rp 7 Miliar dan Klarifikasi Wamenkumham...

Dugaan Gratifikasi Rp 7 Miliar dan Klarifikasi Wamenkumham...

Nasional
Apakah Jokowi Dapat Laporan soal Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu? Ini Kata PPATK

Apakah Jokowi Dapat Laporan soal Transaksi Janggal Rp 349 Triliun di Kemenkeu? Ini Kata PPATK

Nasional
Hasil Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1444 H Diumumkan Sore Hari Ini

Hasil Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1444 H Diumumkan Sore Hari Ini

Nasional
DPR Minta Jokowi Berhentikan Hakim Agung Gazalba Saleh Tersangka Suap, Gratifikasi, dan TPPU

DPR Minta Jokowi Berhentikan Hakim Agung Gazalba Saleh Tersangka Suap, Gratifikasi, dan TPPU

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS 'Walkout' Ketika Perppu Ciptaker Disahkan Jadi UU | Kalkulasi Megawati Umumkan Capres

[POPULER NASIONAL] PKS "Walkout" Ketika Perppu Ciptaker Disahkan Jadi UU | Kalkulasi Megawati Umumkan Capres

Nasional
Awalnya Tolak Wacana Prabowo-Ganjar, Sikap PDI-P Kini Melunak Usai Pertemuan Jokowi-Megawati

Awalnya Tolak Wacana Prabowo-Ganjar, Sikap PDI-P Kini Melunak Usai Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Tanggal 22 Maret Hari Memperingati Apa?

Tanggal 22 Maret Hari Memperingati Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke