JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, pemerintah Turki saat ini tidak lagi menggunakan metode rapid test untuk mendeteksi virus corona (Covid-19).
Sebab, pemerintah Turki menilai rapid test tidak akurat.
"Sejak awal hanya menggunakan rapid test itu di minggu pertama. Kemudian mereka memutuskan menghentikan penggunaan rapid test karena problemnya ada di situ rupanya," kata Lalu dalam diskusi online, Sabtu (25/4/2020).
Baca juga: Korea Selatan Serahkan Bantuan Alat Tes PCR untuk Indonesia
Lalu menjelaskan, dalam pelaksanaannya, rapid test rupanya tidak bisa mendeteksi antibodi manusia dengan baik.
Dengan demikian, pemerintah Turki memilih untuk memasifkan pemeriksaan Covid-19 melalui metode polymerase chain reaction (PCR).
"Karena rapid test itu ternyata tidak bisa mendeteksi yang antibodinya belum hidup. Sehingga yang terjadi adalah, kita membiarkan orang-orang yang sudah infektif tetapi berkeliaran," ungkap dia.
Pemerintah Turki sendiri, lanjut Lalu, mengakui bahwa butuh waktu lama untuk mendapatkan hasil dari metode PCR. Namun, hal itu tidak masalah sepanjang hasilnya akurat.
Saat ini, menurut Lalu, pemerintah Turki sudah mendeteksi kurang lebih 110.000 kasus dari 1 juta pemeriksaan sampel PCR.
Baca juga: HIngga 24 April, 64.054 Spesimen Sudah Dites PCR Covid-19
"Meskipun waktunya lebih lama membutuhkan waktu sekitar satu jam, namun itu akurasinya lebih tinggi," ujar Lalu.
Diketahui, saat ini Indonesia masih menggunakan metode rapid test dikombinasikan dengan PCR untuk mendeteksi seseorang yang terjangkit Covid-19.
Apabila seseorang dinyatakan positif pada rapid test, maka akan dicek ulang menggunakan metode PCR untuk mengetahui apakah dia terjangkit virus corona atau tidak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.