Selain itu, relawan tersebut juga memiliki anggota yang meliputi beberapa komponen seperti para ketua RT/RW, remaja dan karang taruna, PKK, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
"Ini yang juga terus digaungkan oleh Pak Presiden, agar permasalahan yang kita hadapi hari ini dapat mudah selesai dan ditangani dengan cara bergotong-royong," kata Halim.
Dari 40.000 desa yang telah membentuk tim relawan, saat ini telah terbentuk 8.400 pos jaga desa yang mencakup 31.615 wilayah desa.
Pos jaga ini memiliki peran penting untuk memantau arus lalu lintas pergerakkan penduduk, baik yang keluar maupun yang baru datang ke wilayah tersebut dari wilayah lain.
"Ini penting sekali, karena dengan memantau pemudik maka bisa berikan saran dan masukan terkait apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Seperti diketahui, pasca penerapa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah yang ditetapkan sebagai zona merah Covid-19, sebagian perantau yang berprofesi sebagai pekerja di sektor informal kini telah kembali ke wilayahnya masing-masing karena tidak adanya penghasilan di kota besar.
Sesuai instruksi yang diberikan BNPB, Halim menyatakan, para perantau yang baru tiba ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) untuk kemudian dikarantina di tempat yang telah ditentukan.
Sejauh ini, baru 8.954 desa yang telah memiliki fasilitas isolasi dengan memanfaatkan ruangan sekolah dasar, PAUD, hingga balai desa.
Ruang isolasi itu juga dilengkapi sekitar 35.000 tempat tidur yang dapat digunakan para perantau yang dikarantina.
"Ruang isolasi desa ini sangat penting. Bahwa harus dimaklumi, warga desa meski memiliki rumah yang luas, tapi tidak bisa digunakan untuk isolasi mandiri," ungkapnya.
"Karena, biasanya mereka hanya punya satu kamar. Nah, kalau kamar cuma satu, tentu ini akan sulit untuk melakukan isolasi mandiri. Di situ lah maka posisi desa punya peran penting dalam menyiapkan ruang isolasi," imbuh Halim.
Baca juga: Lebih dari 84.000 Pos Jaga Dibentuk Cegah Covid-19 Masuk Desa
Sejauh ini, dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh pos jaga desa, sudah ada 24.519 perantau yang baru tiba ditetapkan sebagai ODP.
Ia pun berharap, dengan adanya persiapan yang lebih matang di desa, maka potensi penyebaran Covid-19 yang dibawa perantau yang melakukan mudik lebih awal dapat teratasi dengan baik.
"Kita yakin, ketika desa bisa menangani serius, maka sekup kecil selesai, akumulasinya bisa berdampak ke sekup yang lebih luas. Mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan seluruh wilayah Indonesia," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.