Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Sandiaga Usul Pemerintah Keluarkan Kebijakan Ekonomi Antivirus

Kompas.com - 07/03/2020, 14:26 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra Sandiaga Uno mendorong pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi antivirus.

Menurut dia, paket kebijakan itu untuk merespons situasi ekonomi dalam negeri yang kemungkinan dipengaruhi virus corona.

"Kita namakan saja ini paket kebijakan ekonomi antivirus. Karena sekarang sedang ada Covid-19," kata Sandi di The Maj, Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Baca juga: Data per Sabtu, 4 Orang Positif Tertular Virus Corona dan 11 Suspect

Sandi memaparkan, paket kebijakan itu salah satunya adalah mengganti sistem kuota impor dengan sistem tarif.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia 2015-2018 itu mengatakan, sistem tarif impor lebih minim risiko.

"Sistem tarif lebih sederhana. Karena instrumennya dipegang pemerintah, tidak melibatkan terlalu banyak player. Semua pemain bisa masuk. Sangat transparan, akuntabel, responsif. Harga naik, tarif kita adjust. Harga turun, tarif kita adjust," ujar Sandi.

Ia mengatakan, menteri perdagangan dan menteri pertanian mesti bekerja sama dalam penerapan paket kebijakan antivirus tersebut.

Sandi menilai, hari-hari ini merupakan waktu yang tepat untuk menerapkan kebijakan ekonomi baru.

"Menteri pertanian dan menteri perdagangan harus jadi dynamic duo. Harga harus terjangkau dan stabil. Pasokan harus ada. Dua kementerian ini harus duduk bersama-sama merumuskan," ucap dia. 

"Menurut saya ini saatnya. Mumpung lagi dalam keadaan seperti ini. Ini namanya reformasi struktural yang sudah lama ditunggu pelaku pasar," kata Sandi.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Bandara El Tari Bersihkan Fasilitas yang Sering Disentuh

Dia mengatakan, selama ini banyak importir yang hendak masuk ke Indonesia, tetapi terhalang sistem kuota.

Menurut Sandi, yang bisa mendapatkan kuota itu pun hanya pihak-pihak tertentu yang memiliki keistimewaan.

"Banyak yang bisa mensuplai bahan pokok kita, tapi enggak punya kuota. Kuota itu pun dijatah yang bisa masuk, saya angkat di Instagram saya, yaitu 3D: dekat, duit, dan dulur," ujar Sandi.

Terkait kasus virus corona, pada Jumat (6/3/2020), pemerintah memastikan jumlah warga yang positif tertular virus corona bertambah.

Baca juga: Terkait Formula E, Sandiaga Minta Pemprov DKI Fokus Tangani Wabah Virus Corona

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, total ada empat pasien yang saat ini positif tertular virus corona.

"Ini kami dapatkan dua orang positif, yang kita sebut sebagai kasus nomor 3 dan 4," ujar Yuri dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Saat ini, kedua pasien baru tersebut telah mendapat perawatan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Nasional
JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

Nasional
Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Nasional
Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Nasional
Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Nasional
BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

Nasional
UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com