Zulkifli Hasan
Menurut Pangi, salah satu kendala yang dihadapi petahana dalam pencalonan kali ini adalah ketidakmampuan Zulkifli Hasan mempertahankan posisi PAN sebagai partai papan atas.
Pada Pemilu 2014 lalu, PAN berhasil memperoleh 9.481.621 suara (7,59 persen) dan mendudukkannya sebagai partai yang memperoleh suarat terbesar keenam.
Sedangkan pada Pemilu 2019, meski perolehan suara PAN naik menjadi 9.572.623 suara. Namun, secara persentase turun menjadi 6,84 persen. Tak hanya itu, posisinya juga turun menjadi urutan kedelapan.
Baca juga: Kongres V PAN Memanas, Zulkifli: Istilah Pak Amien Rais seperti SmackDown
Bahkan, PAN harus mengakui kepiawaian Partai Keadilan Sejahtera dan Nasdem dalam menggaet dukungan masyarakat.
"Jumlah perolehan suara PAN dan jumlah kursi selama dia memimpin juga belum terlalu memuaskan, belum ada gebrakan," kata dia.
Hal lainnya yaitu ketidakmampuan Zulkifli dalam membangun kantor DPP yang bersifat permanen.
Bahkan, dibandingkan partai lain yang sama-sama duduk sebagai partai papan menengah, PAN masih kalah dengan PKS dan Partai Kebangkitan Bangsa yang telah memiliki kantor DPP yang permanen.
Baca juga: Kongres V PAN Ricuh Sejak Pendaftaran, Ini Penjelasan Zulkifli Hasan
Selain itu, ia menambahkan, saat ini Zulkifli juga tengah bolak-balik ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus alih fungsi hutan di Riau, saat ia masih menjabat sebagai Menteri Kehutanan.
"Yang kita khawatirkan mengganggu citra PAN dan bisa membuatnya nanti tidak fokus membangun dan mengelola PAN supaya bisa menjadi partai papan atas," ujarnya.
Hal itulah yang membuat suara Zulkifli bisa saja tergerus oleh kader yang menginginkan perubahan.