Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI yang Sakit di Wuhan Enggan ke RS, Khawatir Dikarantina dan Ditelantarkan

Kompas.com - 29/01/2020, 08:43 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ranting Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok di Huazhong University of Science and Technology, Khoirul mengaku mendapat informasi ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan yang terserang batuk lebih dari dua minggu.

Meski demikian, belum dapat disimpulkan apakah WNI tersebut turut terpapar virus corona jenis baru atau tidak.

"Beberapa, saya enggak bisa sebutkan nama karena belum confirm," kata Khoirul melalui keterangan tertulis, Rabu (29/1/2020).

Untuk diketahui, secara umum seseorang yang terpapar virus corona jenis baru memiliki ciri atau gejala seperti paparan virus corona lainnya.

Baca juga: Mahasiswa Indonesia di Wuhan Tolak Bantuan Bersifat Kedaerahan

Misalnya, timbulnya gejala seperti suhu tubuh tinggi, batuk kering, napas pendek atau kesulitan bernapas.

Menurut Khoirul, sejauh ini WNI tersebut baru sebatas menunjukkan gejala batuk yang cukup lama, meski sebelumnya tidak memiliki riwayat bronkitis.

"Laporan yang kami terima tidak ada gejala lain. Interaksi pasti sama penduduk lokal," ujarnya.

Ia menambahkan, para WNI tersebut hingga kini masih takut untuk memeriksakan diri ke rumah sakit setempat.

Baca juga: Menlu Sebut Pasokan Kebutuhan WNI di Wuhan Hanya Cukup untuk 3-5 Hari

Sebab, ada kekhawatiran mereka akan dikarantina dan justru ditelantarkan karena semakin membeludaknya pasien dari klinik dan rumah sakit.

"Jadi, mereka mengambil keputusan untuk diam dan berharap bisa pulang (ke Indonesia) dan diperiksa di sana. Risky choice," imbuhnya.

Hingga kini, 4.193 orang dikabarkan telah terpapar virus corona jenis baru. Adapun jumlah korban meninggal dunia mencapai 106 orang dan 58 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Virus corona sendiri telah menyebar di 16 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com