"JP Coen akhirnya sadar bahwa ia harus mempergunakan tangan Souw Beng Kong untuk mempengaruhi dan mengurus orang-orang Tionghoa di Batavia," tulis Benny G Setiono dalam buku "Tionghoa Dalam Pusaran Politik.
Situasi semakin menguntungkan JP Coen saat ketika Kesultan Banten melakukan kesalahan fatal akibat pembongkaran rumah-rumah Tionghoa di Pantai Banten.
Keputusan tersebut membuat Souw Beng Kong dan kawannya, Lim Lak berpindah ke Batavia yang diikuti 170 kepala keluarga Tionghoa.
Souw Beng Kong pun memiliki andil besar ketika orang-orang Tionghoa berpindah ke Batavia. Ia menampung mereka.
Situasi ini pun dimanfaatkan JP Coen dengan mengangkat Souw Beng Kong menjadi kapiten pertama Tionghoa.
Tugas kapiten yang diembannya salah satunya adalah mengurusi urusan sipil, termasuk mengatasi berbagai keributan kecil di antara sesama orang Tionghoa.
Setahun berselang, tepatnya pada 24 Juni 1620, di Batavia dibentuk College van Schepenen. Souw Beng Kong sebagai kapiten yang mengurus orang Tionghoa diberi jabatan di dalam dewan tersebut.
Jabatan Bengkong di dalam dewan itu bukan hanya memberikan nasihat, tetapi ia juga diberi kuasa penuh untuk menangkap orang Tionghoa yang dinilai bermasalah.
Dalam melaksanakan tugasnya, Souw Beng Kong dibantu seorang sekretaris bernama Gouw Cay.
Baca juga: Masjid Agung Demak dan Pengaruh Tionghoa...
Kedua pimpinan orang Tionghoa ini tidak diberi gaji. Tetapi diberi hak untuk menarik tunai sebesar 20 persen dari pajak yang dikenakan pemerintah kepada para penyelenggara rumah judi di Batavia.
Pemerintah Hindia Belanda sengaja memelihara rumah judi agar bisa menarik uang dari para budak dan kuli kontrak yang sangat kecanduan judi.
"Rumah-rumah judi tersebut harus membayar kepada para patcher sebagai pajak menangani sampai 3.100 dolar, bahkan kadang-kadang sampai 6.000 sterling per bulannya," terang Benny.
Di bawah komando Souw Beng Kong, jumlah penduduk Tionghoa meningkat pesat. Pada 1622 menembus 1.000 orang. Jumlah itu dua kali lipat lebih pada 1619 yang hanya sekitar 400 orang.
Pemboikotan kepada pemerintah Belanda berangsur-angsur dihentikan karena pemerintah Belanda memberi kebebasan membangun rumah bagi orang Tionghoa.
Baca juga: Liem Koen Hian, Partisipasi Tokoh Tionghoa di Awal Pemerintahan RI
Daerah perumahan berkembang cepat. Demikian juga sektor perdagangan. Souw Beng Kong pun diyakini menjadi salah satu orang yang turut serta membangun Batavia bersama JP Coen.