Gan Si Cang dan Kin San sendiri awalnya sama-sama mengembangkan galangan kapal di Semarang yang dibangun oleh Laksamana Cheng Ho.
Dengan meniru kapal Aceh milik Ja Tik Su yang sedang berlabuh di sana, Gan Si Cang dan Kin San memimpin pembuatan jung-jung besar yang mempunyai kecepatan tinggi.
Permintaan Gan Si Cang untuk ikut menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Demak itu pun didasari oleh desakan para tukang kayu di galangan kapal.
Permohonan Gan Si Cang itu kemudian diteruskan ke Jin Bun, nama Tionghoa-nya Raden Patah, raja pemimpin Kerajaan Islam Demak.
Baca juga: Mengenang Gus Dur, Ulama yang Mengaku Berdarah Tionghoa
Setelah mendapat restu Jin Bun, para tukang kayu yang dipimpin Gan Si Cang menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Demak
Saka tatal masjid tersebut dibuat menggunakan teknik konstrukti tiang kapal, tersusun dari kepingan-kepingan kayu yang disusun secara sangat tepat dan rapi.
Tiang tatal itu dinilai lebih kuat menahan angin laut dan taufan dari pada tiang utuh.
Gan Si Cang yang dimaksud ini tidak lain adalah Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo yang dikenal sebagai tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
Gan Si Cang sendiri adalah anak dari Gan Eng Cu alias Arya Teja, seorang kapiten Tionghoa yang berkedudukan di Tuban, mertua Bong Swi Hoo atau Sunan Ngampel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.