Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Baru Tahu Alasan OSO Menolak Jabatan Wantimpres

Kompas.com - 24/01/2020, 22:20 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengaku baru mengetahui alasan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menolak jabatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Hal itu disampaikan Jokowi saat berpidato di acara pengukuhan pengurus DPP Hanura di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Jokowi mengaku baru tahu alasan OSO menolak jabatan Wantimpres lantaran lebih memilih memimpin Hanura.

Baca juga: Cerita Jokowi saat Tak Diundang OSO di Munas Hanura

"Karena Pak OSO lebih mencintai Hanura dibanding duduk di Wantimpres. Baru tahu saya juga. Oleh sebab itu kalau Partai Hanura dikelola secara profesional dan penuh dengan kecintaan seperti yang ditunjukkan Pak OSO, saya yakin Partai Hanura akan jadi partai besar," kata Jokowi lantas disambut tepuk tangan seluruh kader Hanura di sana.

Karena memilih menjadi Ketua Umum Hanura, OSO tak bisa menjabat anggota Wantimpres sebab peraturan perundang-undangan tak membolehkan.

Jokowi pun optimistis ke depannya Hanura akan semakin besar di bawah kepemimpinan OSO yang kini membawahi 807 anggota DPRD dari partainya di seluruh Indonesia.

"Dan itu ditunjukkan oleh seluruh anggota DPRD (Hanura) di seluruh Tanah Air baik provinsi, kabupaten, kota, ada 807 anggota dewan dari Partai Hanura yang duduk di DPRD," lanjut Presiden. 

Sebelumnya, OSO pun mengaku ditawari posisi di Wantimpres oleh Jokowi.

Meski menolak, OSO mengatakan, tawaran itu sebagai bukti bahwa Presiden Joko Widodo tidak pernah meninggalkan Hanura.

"Saya berterima kasih kepada Presiden yang telah menawarkan saya duduk di Dewan Pertimbangan. Itu menandakan Presiden Jokowi tidak pernah meninggalkan kita," kata OSO dalam pidato di acara pembukaan Munas III Hanura, di Jakarta, Selasa (17/11/2019) malam, dikutip dari Antara.

Meskipun demikian, kata OSO, dirinya harus menolak tawaran Presiden karena masih memegang amanah sebagai Ketua Umum Hanura.

"Tapi saya lebih memilih bersama saudara-saudara saya para kader. Saya merasa tidak bermoral jika hanya karena sebuah jabatan saya harus meninggalkan amanah yang saudara-saudara berikan," ujar OSO.

Baca juga: Mengaku Ditawari Jadi Wantimpres, OSO: Ini Tanda Jokowi Tak Tinggalkan Hanura

OSO mengatakan, dirinya sangat mencintai Republik Indonesia, namun dia juga mencintai dan ingin membesarkan Partai Hanura.

Dia mengajak seluruh kader sungguh-sungguh membesarkan partai.

"Partai kita diterjang badai politik yang begitu dahsyat. Badai yang dibangun oleh orang yang pernah dibesarkan Partai Hanura. Pengkhianat partai itu gagal, mereka pindah ke partai lain," kata OSO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com