Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Jelaskan soal Efek Kejut Dewan Pengawas KPK

Kompas.com - 20/12/2019, 18:33 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan tentang yang dimaksud efek kejut terkait Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Mahfud MD, orang-orang yang terpilih menjadi Dewan Pengawas KPK adalah orang-orang terbaik sehingga memberi efek kejut kepada publik.

"Bagus-bagus (Dewan Pengawas KPK), jadi kan kemarin saya bilang akan wow bahwa yang dilantik oleh Presiden akan memberi efek kejut, karena itu bagus kan," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jumat (20/12/2019).

Mahfud pun menjelaskan secara singkat mereka yang terpilih sebagai Dewan Pengawas KPK yang memberi efek kejut itu.

Baca juga: Alasan Jokowi Pilih Tumpak hingga Artidjo Jadi Dewan Pengawas KPK

Mantan Wakil Ketua KPK Periode 2003-2007 Tumpak Hatorangan adalah salah satu Dewan Pengawas KPK terpilih.

Menurut Mahfud, Tumpak Hatorangan merupakan angkatan KPK pertama yang membuat lembaga antirasuah itu memiliki kinerja bagus.

"Tumpak Hatarongan itu angkatan KPK pertama yang dulu membuat KPK bagus. Artidjo dan Harjono Anda tahu, Albertino oke," kata dia.

Kemudian, Artidjo Alkotsar sendiri dikenal sebagai mantan hakim agung yang disegani para koruptor.

Sementara, Albertino Ho adalah hakim agung yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Tunggu Kupang.

Baca juga: Resmi, Lima Tokoh Ini Jabat Dewan Pengawas KPK

Selain itu, Harjono merupakan mantan Hakim Mahkamah Konstitusi. Satu orang lainnya adalah Peneliti LIPI Syamsuddin Haris.

Tidak hanya itu, Mahfud juga memuji dua orang pimpinan KPK baru yang juga dilantik yakni Nurul Ghufron dan Lili Pintauli Siregar.

"Saya kira, ini (Nurul dan Lili) orang yang belum terkenal tapi track record-nya juga bagus, masih bersih sekali," kata dia.

Pemilihan para Dewan Pengawas KPK ini, kata Mahfud, telah membuktikan bahwa pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar pemberantasan korupsi jadi lebih baik.

"Bahwa KPK mendapat efek dari upaya itu, tidak terhindarkan karena ini negara demokrasi. Ketika Pak Jokowi harus memutuskan sesuatu, berbagi wewenang dengan DPR, ya harus kompromi karena wewenang dibagi dua secara politik," kata dia.

"Tapi ketika Pak Jokowi memilih sendiri seperti dewan pengawas ini kan efeknya luar biasa bagus. Efek wow itu ada, ketika membentuk kabinet, dewan pengawas kan kelihatan sekali kalau ingin baik. Mari kita dukung sekarang," kata dia.

Baca juga: Menurut Mahfud MD, Publik Akan Wow dengan Dewas KPK Pilihan Jokowi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com