Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romahurmuziy Mengaku Ditawari Tanda Terima Kasih oleh Muafaq Wirahadi

Kompas.com - 18/12/2019, 20:18 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy alias Romy mengakui bahwa mantan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Gresik, Muafaq Wirahadi pernah menawarkan sesuatu kepadanya sebagai tanda terima kasih.

Menurut Romy, Muafaq yang didampingi sepupu Romy bernama Abdul Wahab saat itu merasa terbantu bisa dilantik sebagai Kepala Kantor Kemenag Gresik.

Romy mengatakan, pertemuan itu terjadi di sebuah hotel di Surabaya.

Hal itu disampaikan Romy saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kemenag Jawa Timur.

"Muafaq menyampaikan terima kasih sudah dibantu tetapi saya jawab, 'Loh sampeyan itu murni usulan Pak Haris (Kakanwil Kemenag Jawa Timur)', saya bilang begitu sama dia. Kemudian dia bilang, 'Gus ini saya mau bantu-bantu'. Saya bilang, 'Enggak, Pak, saya enggak perlu bantuan," kata Romy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Baca juga: Romahurmuziy Mengaku Serahkan Keputusan Calon Kakanwil Kemenag Jatim ke Lukman Hakim

Romy tidak tahu apakah maksud Muafaq memberikan bantuan itu dalam bentuk uang atau bukan.

Ia juga tidak memerhatikan apakah Muafaq menyiapkan sesuatu untuk diberikan kepada dirinya.

"Saya tidak memerhatikan karena dia waktu itu ngomong tadi, kemudian saya katakan, 'Enggak, Pak, saya enggak perlu itu kan apalagi di hotel pagi-pagi orang aktif terbuka ya tentulah saya menolak," kata dia.

Menurut Romy, ia pun bergegas dan bertemu dengan pengurus wilayah PPP Jawa Timur dan konsultan politik untuk membahas kontestasi politik di lokasi lain di sekitar restoran hotel itu.

"Apakah sempat setelah saudara meninggalkan Wahab dan Muafaq, Muafaq sempat mengejar saudara untuk memberikan sesuatu dengan cepat-cepat?" tanya jaksa KPK Wawan Yunarwanto ke Romy.

"Seingat saya di tempat duduk ketika kita akan berdiri dia bilang, 'Gus ini saya bantu'. Saya bilang, 'Enggak, Pak, saya enggak butuh gitu-gituan, Pak," kata dia.

Jaksa Wawan pun kembali bertanya apakah Romy pernah memerintahkan ajudannya bernama Amin Nuryadi untuk menerima sesuatu dari Muafaq.

"Tidak pernah (memerintah), saya enggak memerhatikan dan tidak memerhatikan apa yang dibawa ajudan," katanya.

Dalam perkara ini, Romy didakwa menerima suap Rp 325 juta bersama-sama mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dari mantan Kepala Kakanwil Kemenag, Jawa Timur Haris Hasanuddin.

Baca juga: Romahurmuziy Mengaku Tak Tahu soal Uang Rp 5 Juta dari Haris Hasanuddin

Kemudian, juga didakwa menerima Rp 91,4 juta dari mantan Kepala Kantor Kemenag Gresik Muafaq Wirahadi.

Berdasarkan fakta persidangan sebelumnya, Muafaq saat bersaksi untuk Romy mengaku memberi uang Rp 50 juta ke Romy, sedangkan sisanya Rp 41,4 juta untuk Abdul Wahab.

Berdasarkan dakwaan jaksa, pemberian dari Haris dan Muafaq dimaksudkan agar Romy bisa memengaruhi proses seleksi jabatan yang diikuti keduanya.

Haris saat itu mendaftar seleksi sebagai Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sementara, Muafaq ingin menjadi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com