Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Tokoh Adat Kaltim, Jokowi Minta Izin soal Pemindahan Ibu Kota

Kompas.com - 17/12/2019, 12:37 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Selasa (17/12/2019) siang, bertemu dengan tokoh masyarakat dan adat Kalimantan Timur.

Pertemuan digelar di Rumah Makan De Bandar, Kota Balikpapan.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi meminta izin kepada tokoh masyarakat dan adat setempat soal rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara ke daerah mereka.

Baca juga: Hari Ini, Jokowi Blusukan di Lokasi Ibu Kota Baru

Diketahui, wilayah yang ditetapkan sebagai ibu kota baru, yakni berada pada sebagian wilayah Penajam Passer Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Jokowi menegaskan bahwa pemindahan ibu kota ini tidak hanya memindahkan kantor pemerintahan, tetapi juga akan menciptakan transformasi masyarakat dalam berbagai aspek.

"Ada sebuah transformasi pindahnya budaya kerja, pindahnya sistem kerja kita, pindahnya pola pikir kita, ya semuanya dengan kepindahan ini," kata Jokowi.

Ada sekitar 20 tokoh adat dan masyarakat yang hadir dalam pertemuan itu.

Baca juga: Jokowi Tidak Ingin Ibu Kota Baru Mahal dan Sepi

Adapun, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dan sejumlah menteri.

Usai bertemu tokoh adat, Jokowi meresmikan tol Balikpapan-Samarinda yang menjadi akses untuk menuju ibu kota baru.

Setelah peresmian tol, Presiden Jokowi dan rombongan direncanakan akan langsung menunju salah satu titik lokasi ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Passer Utara. 

 

Kompas TV

Presiden Joko Widodo jengkel dengan angka impor minyak dan gas yang tinggi dan mengaku sudah mengetahui siapa pihak di balik tingginya jumlah impor migas.


Presiden Jokowi dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di Istana Negara mengaku telah mengingatkan para pihak yang mengambil keuntungan dari impor migas. Menurut Presiden, impor minyak hingga 800 ribu barel per hari menyebabkan tidak pernah selesainya masalah defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Sebagai solusi, Presiden mendorong peningkatan produksi barang substitusi impor.


Sebelumnya pada 9 Desember lalu, Presiden Jokowi memangil Komisaris Utama dan Dirut Pertamina ke Istana, terkait defisit anggaran negara karena banyaknya impor di sektor migas. Menurut Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, impor di sektor migas dan petrokimia menjadi beban dalam neraca anggaran berjalan.


Dari data Badan Pusat Statistik menyebutkan,  impor minyak dan gas Indonesia dalam satuan ton mencapai hampir 50 juta ton dalam lima tahun terakhir. Dapat anda lihat dari grafik ini, tahun 2017 impor migas dari sedikitnya sepuluh negara berjumlah 50 juta ton lebih, dengan nilai 24,3 miliar dollar Amerika.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com