Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gibran yang Kian Mantap Jadi Calon Kepala Daerah...

Kompas.com - 11/11/2019, 07:51 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

Kompas TV Putra sulung presiden Joko Widodo sekaligus kader PDI perjuangan Gibran Rakabuming Rakamenyatakan telah menyiapkan tim untuk menghadapi pemilihan wali kota Solo. Jelang pilkada Solo, Gibran mengaku telah bergerak untuk melakukan pendekatan kepada warga Solo.<br /> <br /> Salah satunya dilakukan dengan blusukan. Selain soal penegasan maju pada pilkada Solo, putra Presiden Jokowi inipun mengaku telah menyiapkan tim untuk memuluskan langkahnya, apalagi dukungan untuk gibran terus mengalir. Pekan lalu, relawan pendukung Gibran Rakabuming Raka menggelar aksi tanda tangan serta cukur gratis untuk menggalang dukungan di pilkada kota Solo.<br /> Relawan yang menamakan diri Kancane Gibran Gess atau KGG, menggelar kain di depan stadion Maladi Solo, Jawa Tengah, dan mengajak warga yang melintas, untuk memberikan dukungan bagi Gibran .<br />

Saat itu, kata dia, ia ditunjukkan Hasto tentang internet of things (IoT) dan teknologi informasi (TI) yang dimiliki partai tersebut.

"Saat itu saya langsung, ah partai ini punya masa depan. Partai ini ternyata enggak jadul-jadul banget. Partai ini sudah punya visi beberapa puluh tahun ke depan," kata dia.

Oleh karena itu, dia pun merasa bahwa PDI-P merupakan partai yang memiliki visi misi untuk menampung anak muda.

"Itu alasannya (memilih PDI-P)," kata dia.

Meskipun Gibran tak lagi ragu terhadap PDI-P, nyatanya hingga saat ini partai tersebut belum merekomendasikan Gibran sebagai calon kepala daerah di Solo. 

Baca juga: Disebut Bisa Kalahkan Gibran Rakabuming di Pilwalkot Solo, Didi Kempot Beri Tanggapan

Kendati demikian, seusai bertemu Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu, Gibran menyatakan diri tak akan maju sebagai calon wali kota Solo dari jalur independen.

Dia menegaskan akan tetap maju dengan PDI-P sebagai kendaraan politiknya.

Isu dinasti politik

Rencana Gibran untuk maju sebagai calon wali kota Solo pada Pilkada 2020 juga tidak lepas dari isu dinasti politik.

Hal tersebut tak lain karena ayah Gibran, Presiden Jokowi, mengawali karier politiknya sebagai Wali Kota Solo sebelum maju menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI.

Artinya, Jokowi mengawali karier politiknya dari nol. Sementara Gibran dinilai tidak demikian lantaran dikenal sebagai anak presiden.

Gibran mengatakan, dirinya tidak berpikir soal dinasti politik karena ia terjun ke politik pun hanya karena niat ingin menghidupi orang lebih banyak lagi.

Baca juga: Gibran Rakabuming Raka: Kalau Dinasti Politik, Saya Kemarin Minta Jadi Menteri

Sebagai pengusaha, saat ini Gibran mengaku bisa menghidupi cukup banyak orang. Namun, ia ingin bisa menghidupi masyarakat lebih banyak lagi, caranya yakni dengan turun ke politik.

"Orang bilang, kenapa Mas kamu enggak nunggu Bapak selesai jadi Presiden dulu? Kelamaan. Ya momennya itu sekarang (maju pilkada)," kata Gibran.

"Mungkin orang bilang dinasti politik segala macam. Saya kan ikut kontestasi, bisa dipilih, bisa tidak. Bisa kalah, bisa menang. Kalau dinasti politik, mungkin saya kemarin minta jadi menteri atau apa saja," lanjut dia.

Gibran mengakui, dahulu dia sempat mengatakan tidak ingin masuk ke dunia politik.

Namun, seiring dengan proses pendewasaan yang dilaluinya, dia pun mulai menyadari bahwa sebagai anak muda, mindset masyarakat bahwa politik selalu kotor harus diubah.

"Kalau yang mengubah bukan anak muda tidak akan bisa, karena ini jadi momen anak muda, anak muda jadi penggerak bukan obyek yang digerakkan," kata dia. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com