Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpihak pada Elite Politik, Jokowi Dinilai Tak Ingin Bernasib seperti Gus Dur

Kompas.com - 04/11/2019, 21:23 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto menyebutkan bahwa sikap Presiden Joko Widodo yang memilih berpihak kepada elite politik karena belajar dari peristiwa lengsernya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden pada 2001 lalu.

Arif mengatakan, saat kali pertama menjabat sebagai presiden pada 2014, Jokowi sempat kerepotan dengan adanya dikotomi kepentingan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR.

Oleh karena itu, pada 2019 ini, agar bisa bertahan dalam kekuasaan, Jokowi pun belajar dari beberapa pengalaman presiden-presiden sebelumnya.

Salah satunya adalah tidak berupaya melawan kepentingan elite politik.

"SBY juga harus merelaksasi kekuasaan untuk mengakomodasi kekuatan politik yang ada (untuk bertahan)," kata Arif saat diskusi di Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019).

"Kepemimpinan Gus Dur kan terjungkal. Jokowi belajar dari pengalaman terdahulu," ujar dia.

Menurut Arif, pada Pemilu 2019 lalu Jokowi bertaruh dengan banyak hal. Antara lain, mulai dari membangun koalisi dengan banyaknya jumlah partai politik yang mendukungnya hingga para pemangku kepentingan di bidang ekonomi.

Arif mengatakan, memang ada harga yang harus dibayar. Dengan demikian, usai pemilu, elite politik dengan mudah mencapai kesepakatan dalam beberapa hal dan diakomodasi oleh Jokowi.

Salah satunya adalah terkait revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi yang prosesnya berlangsung cepat.

Dampaknya, menurut Arif, Jokowi melakukan barter kepentingan. Ini termasuk kepentingan oligarki atau para elite politik tersebut.

"Dalam konteks revisi UU KPK, Jokowi memilih memihak pada persekongkolan elite tadi. Sekuat-kuatnya masyarakat, Jokowi mudah menghadapinya. Tapi dia susah menghadapi elite politik," kata dia.

Langkah Jokowi yang tak menerbitkan perppu atas revisi UU KPK ini juga dinilai membuatnya menjadi tawanan kekuasaan. Hal tersebut dikarenakan prioritas Jokowi saat ini adalah mempertahankan kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com