BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Sentuhan Kasih untuk Orang Agats yang Makin Terpinggirkan

Kompas.com - 31/10/2019, 13:54 WIB
Kurniasih Budi,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rawa berlumpur adalah wajah bumi yang dipijak masyarakat Kabupaten Asmat dengan ibu kotanya Agats.

Rumah-rumah penduduk, pasar, lapangan olahraga, lapangan upacara, tempat ibadah, bahkan jalanan berdiri di atas tiang-tiang kayu yang menancap di rawa-rawa.

Tak ada sumur di sana. Masyarakat Agats tak bisa mengakes air tanah dengan kondisi wilayah seperti itu.

Air hujan menjadi sumber air bersih yang digunakan masyarakat. Meski demikian, alam rupanya masih bermurah hati pada masyarakat Agats dengan menurunkan hujan hampir setiap hari.

Kesehatan masih menjadi persoalan besar masyarakat Agats. Kompas.com (2/7/2013) melansir, sekitar 50 persen dari 300 jiwa penduduk yang mendiami Kampung Mumugu, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, diduga terjangkit penyakit kusta.

Kampung Mumugu merupakan perkampungan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Asmat, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Nduga di Pegunungan Tengah Papua.

Dari Agats, waktu tempuh ke Kampung Mumugu membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 jam menggunakan speed boat, melalui sejumlah sungai besar dan kecil.

Mobilitas masyarakat Agats mayoritas ditunjang dengan perahu atau speedboat. Sepeda motor memang tampak di jalan-jalan ibukota kabupaten. Namun demikian, sepeda motor yang ada di sana bersumber energi listrik karena bahan bakar minyak (BBM) sulit ditemukan.

Gambaran wajah Agats itu dituturkan Kardinal Ignatius Suharyo yang merupakan Uskup Agung Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Pendidikan jauh dari cukup

Rupanya pendidikan masih jadi persoalan besar di sana. Suharyo yang pernah berkunjung ke Kampung Mumugu berkisah tak ada sekolah formal di sana.

“Tidak ada sekolah, yang ada sekolah rimba,” ujarnya.

Pelajar yang datang ke sekolah dari usia anak-anak sampai kakek nenek. Kalau pun ada anak yang datang dengan kemeja putih seperti umumnya pelajar sekolah, pakaian itu tampak lusuh.

“Hati saya sungguh-sungguh bergetar melihat pakaian putih anak-anak itu sebagian besar sudah berjamur, kasihan betul. Tidak seperti orang Jakarta pakaiannya bagus-bagus,” lanjut Suharyo.

salah satu pengerjaan jembatan beton di Kota Agats, Kabupaten Asmat Alfian Kartono salah satu pengerjaan jembatan beton di Kota Agats, Kabupaten Asmat

Kehadiran mereka di sekolah tak bisa diprediksi. Mereka datang kapan pun mereka mau, tak ada alasan khusus untuk itu.

“Jangan bayangkan mereka rajin datang ke sekolah setiap hari seperti di kota. Mereka bisa saja hadir hari ini, lalu datang lagi 3 bulan kemudian,” katanya.

Saat Suharyo berkunjung, hanya ada satu orang yang bisa membaca di Mumugu. Itu pun, ia melanjutkan, mesti mengeja aksara.

“Ketika dia mesti membaca saat ibadah di gereja, kalau sudah membaca beberapa baris, lalu langsung ke baris terakhir,” tuturnya.

Pada umumnya, penduduk di wilayah Agats memang belum memiliki kesadaran untuk berpendidikan. Tak ada hasil nyata yang bisa mereka peroleh dengan belajar. Lain soalnya dengan mencari sagu dan ikan yang bisa menjadi makanan mereka.

Oleh karena itu, personalia dari Keuskupan Agats yang terdiri atas para biarawati dan para imam turun langsung mengajari masyarakat bercocok tanam dan menabung.

“Trans-Papua yang dibangun di sana akan mendatangkan uang. Tapi kalau mereka tidak diajari bagaimana menggunakan uang dengan baik, dalam waktu sangat singkat uang itu akan habis begitu saja,” katanya.

Ia juga menjelaskan, penduduk asli Papua di Agats perlu pendampingan advokasi karena berbagai persoalan yang tengah dihadapi.

Advokasi dibutuhkan, agar masyarakat Agats tidak makin terpinggirkan di tengah kemajuan zaman.

Di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, ada komitmen membangun daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Keterhubungan memang menjadi prioritas Jokowi sejak 5 tahun lalu. Pemerintah pun membangun jalan-jalan di berbagai daerah, termasuk Papua.

Tak cukup ketulusan hati

Ia menegaskan, persoalan masyarakat di Agats memang kompleks. Oleh karena itu, Keuskupan Agung Jakarta mengajak seluruh umatnya untuk berbela rasa dengan membantu masyarakat Keuskupan Agats.

Menurut dia, Keuskupan Agats merupakan 1 dari 37 keuskupan di Indonesia yang paling menantang pelayananya karena berbagai kendala.

Untuk mencapai tempat-tempat pelayanan, para imam dan biarawati harus melalui rawa-rawa, perairan yang menjadi tempat hidup buaya.

“Perjalanan jauh dan tentu saja mahal karena hanya ada speedboat,” ujarnya.

Sido Muncul memberi bantuan uang Rp 250 juta untuk dialokasikandengan tujuan membantu masyarakat Agats di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.Dok Humas Sido Muncul. Sido Muncul memberi bantuan uang Rp 250 juta untuk dialokasikandengan tujuan membantu masyarakat Agats di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Keuskupan Agats yang akan merayakan ulang tahun ke-50 pada November mendatang, memang memiliki sejumlah personalia yang memiliki hati tulus untuk melayani masyarakat setempat.

Namun demikian, Suharyo melanjutkan, hati saja ternyata tidak cukup. Pelayanan itu membutuhkan dana yang tak sedikit.

Kardinal Ignatius Suharyo pun mengajak seluruh umat di Keuskupan Agung Jakarta untuk ikut membantu masyarakat Agats.

Usai menyaksikan video ajakan Uskup Agung Jakarta, Direktur Marketing PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, tergerak untuk terlibat membantu Keuskupan Agats.

“Kami menitipkan bantuan untuk Keuskupan Agats melalui Keuskupan Agung Jakarta,” kata Irwan di kantor Keuskupan Agung Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Sido Muncul memberi bantuan uang Rp 250 juta yang akan dikirimkan melalui rekening khusus yang telah ditentukan. Dana tersebut dialokasikan untuk membantu masyarakat Agats di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Bantuan dana saja, yang paling praktis. Kalau dalam bentuk barang, nanti perlu pengiriman logistik padahal wilayah Agats sulit dijangkau,” ujarnya.

Irwan pun menegaskan, masyarakat Agats tidak sendiri dalam menghadapi keterbatasan akses kesehatan, pendidikan, dan advokasi di tanah Papua. Ada banyak orang yang peduli dan mau membantu masyarakat Agats untuk bisa mendapat kehidupan yang lebih baik.

“Ungkapan berbela rasa ini kami sampaikan agar masyarakat Agats merasa bahwa ada orang yang peduli dengan kehidupan mereka,” kata Irwan.


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com