Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasonna Mengaku Dititipi Pesan oleh Presiden Jokowi, Apa Itu?

Kompas.com - 23/10/2019, 18:33 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, Presiden Joko Widodo menitipkan beberapa pesan kepadanya ketika memberikan tugas masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

"Ada beberapa titipan Bapak Presiden kepada saya saat wawancara kemarin," ujar Yasonna di dalam pidato usai upacara serah terima jabatan di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Baca juga: Apa Itu Omnibus Law, yang Disinggung Jokowi dalam Pidatonya?

Salah satu pesan itu, yakni menggolkan peraturan perundang-undangan yang akan jadi payung hukum pengembangan sumber daya manusia dan merampungkan konsep hukum perundangan Omnibus Law.

"Pesannya, yaitu fokus ke pembangunan SDM dalam rangka penyelesaian UU Omnibus Law," ujar Yasonna lagi.

Diakui Yasonna, Presiden meminta dirinya untuk mempercepat pembuatan Omnibus Law yang bertujuan menyederhanakan kendala regulasi yang saat ini berbelit dan panjang.

Baca juga: Yasonna Laoly, Pengacara, Dosen, hingga Kembali Terpilih Jadi Menkumham

Yasonna pun menekankan kepada seluruh pejabat di kementeriannya untuk bekerja lebih cepat serta membuat inovasi.

Ia sekaligus mengakui, saat ini birokrasi di kementerian/lembaga masih lamban dan berbelit-belit.

"Peraturan-peraturan dan birokrasi yang lambat harus dipangkas karena itu menghambat investasi. Maka, kecepatan, ketepatan, kreativitas dan inovasi jadi hal penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas dia.

Baca juga: Sekjen Nasdem Ingatkan Omnibus Law Harus Masuk Prolegnas

Yasonna sudah berbicara dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD untuk membahas bersama langkah-langkah percepatan Omnibus Law.

"Dalam waktu dekat, saya juga meminta Sekjen membuat rapat kerja dan skala prioritas. Saya akan memberikan arahan khusus untuk itu, Presiden juga menyoroti perbaikan dalam pelayanan imigrasi, pembuatan visa dan kapasitas lapas," lanjut dia. 

 

Kompas TV Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pilpres 2019 telah dilaksanakan. Joko Widodo dan Ma&#39;ruf Amin kini resmi menjadi pemimpin Indonesia periode 2019 - 2024 mendatang. Keduanya pun telah siap kembali bekerja dan dalam waktu dekat akan segera mengumumkan susunan kabinet kerja lima tahun ke depan. Namun dalam perjalanannya, program AIMAN mencermati sejumlah peristiwa. Dimulai dari pertemuan empat mata antara orang kepercayaan Joko Widodo yakni Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum partai oposisi terbesar di Indonesia, Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2018 silam. Pertemuan keduanya menyiratkan sejumlah spekulasi, kesepakatan politik yang mungkinkah berlanjut hingga kini? Beberapa bulan berselang, program AIMAN juga menangkap sejumlah peristiwa dalam masa kampanye kedua kubu. Bagaimana rentetan peristiwa dalam masa kampanye hingga seluruh peristiwa yang mengiringi pemilu 2019 itu terjadi dan berpengaruh pada saat ini? Saksikan Program AIMAN dalam episode <em>&ldquo;Mengungkap Drama &amp; Peristiwa 2019&rdquo;</em> bagian pertama. #AIMAN #Pemilu #Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com