JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM akan bekerja sama dengan pihak imigrasi di negara tempat Veronica Koman berada.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny Sompie mengatakan, pihaknya telah menerima surat permintaan pencegahan dan pencabutan paspor Veronica Koman dari polisi, pada Senin (9/9/2019) kemarin.
"Untuk bisa memudahkan dia kembali ke negara Indonesia, Imigrasi akan berkoordinasi dengan imigrasi di negara di mana yang bersangkutan berada untuk bisa dikembalikan ke Indonesia," kata Ronny dalam wawancara dengan KompasTV, Senin.
Baca juga: Veronica Koman Terdeteksi Berada di Australia
Dalam rangka memulangkan Veronica, pihaknya dapat mencabut paspor aktivis HAM tersebut.
Setelah itu, pihak imigrasi memberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) agar Veronica tetap dapat kembali ke Indonesia.
Menurutnya, langkah itu merupakan perwujudan Pasal 31 ayat (1) dan (3) Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Disebutkan, Menteri Hukum dan HAM dan pejabat imigrasi berwenang dalam rangka pencarian terhadap warga negara Indonesia yang bermasalah dengan hukum melalui pencarian koordinasi di luar negeri maupun pencabutan paspor.
Baca juga: Ditjen Imigrasi Sudah Terima Surat Pencegahan dan Pencabutan Paspor Veronica Koman
Di sisi lain, terkait pencegahan Veronica yang juga diajukan polisi, Ronny mengatakan bahwa saat ini pihaknya hanya fokus memulangkan advokat tersebut.
"Apabila kita lakukan pencegahan, yang bersangkutan kan juga sudah berangkat ke luar negeri, jadi upaya yang kita bisa lakukan sementara ini adalah bagaimana memudahkan yang bersangkutan bisa dipulangkan sesegera mungkin ke Indonesia," ungkapnya.
Deteksi Lokasi Veronica
Berdasarkan deteksi pihak imigrasi, Ronny menyebutkan bahwa Australia diduga menjadi negara tempat Veronica Koman berada.
Baca juga: Penetapan Tersangka Veronica Koman Dianggap Ancaman untuk Pembela HAM
Namun, untuk memastikan keberadaan Veronica, pihaknya akan berkoordinasi dengan perwakilan imigrasi Indonesia di negara tersebut.
"Itu juga bisa kita koordinasikan melalui Atase Imigrasi Indonesia di Sydney, kita juga mengetahui lebih lanjut apakah yang bersangkutan masih berada di Australia atau tidak," tutur Ronny.
Veronica sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan menyebarkan konten berita bohong atau hoaks dan provokatif terkait kerusuhan Papua dan Papua Barat.
Polisi menjerat Veronica dengan sejumlah pasal dalam beberapa undang-undang.
Baca juga: Solidaritas Pembela HAM Minta Komnas HAM Lindungi Veronica Koman
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.