Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamsoet: Atas Nama DPR, Saya Minta Maaf kepada Seluruh Rakyat Papua

Kompas.com - 21/08/2019, 21:12 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengimbau seluruh masyarakat Papua dan TNI-Polri menahan diri agar kerusuhan di Papua tidak melebar.

"Saudara-saudara sekalian terkait dengan peristiwa hari-hari ini, saya selaku pimpinan DPR RI mengimbau pada saudara-saudara kita yang di Papua dan saudara-saudara TNI-Polri semua menahan diri," kata Bambang saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Pernyataan ini disampaikan Bambang menanggapi aksi unjuk rasa yang kembali terjadi di Papua. Kali ini aksi unjuk rasa terjadi di Fakfak, Papua Barat, Rabu.

Baca juga: Bendera Bintang Kejora Sempat Berkibar saat Kerusuhan di Fakfak

Aksi unjuk rasa itu sebagai bentuk protes terhadap tindakan rasial kepada mahasiswa Papua di Surabaya.

Bambang meminta semua pihak tak terprovokasi oleh berbagai isu tentang Papua yang dapat memecah belah persatuan.

Ia menduga ada pihak luar yang ingin Papua berpisah dari Indonesia.

"Karena saya lihat ini bukan soal yang sederhana yang karena peristiwa di Surabaya, tapi ada agenda besar yang ingin dimainkan oleh pihak-pihak luar yang tidak menginginkan Papua tetap dalam pangkuan ibu Pertiwi," ujarnya.

Baca juga: Rabu, Aksi Protes Penangkapan Mahasiswa Papua Sempat Memanas di Fakfak dan Timika

Bambang juga menyayangkan tindak diskriminatif dan rasial yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya. Ia berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Saya minta ini yang terakhir. Saya atas nama Dewan Perwakilan Rakyat meminta maaf pada seluruh rakyat Papua. Mari kita rajut kembali nilai-nilai kebangsaan kita," tuturnya.

Untuk mendalami kejadian tersebut, Bambang mengatakan, DPR melalui Tim Pemantau Otonomi Khusus (Otsus) yang diketuai oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon sedang berkunjung ke Surabaya untuk melihat akar masalah terjadinya diskriminasi kepada mahasiswa Papua.

Baca juga: Ini Penjelasan Polisi Mengenai Penyebab Kericuhan di Fakfak

"Nanti kita lihat hasilnya seperti apa. Beliau turun dulu ke sana. Nanti akan menyusul ke Papua, karena kita lihat akar masalahnya dulu," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani membenarkan terjadinya kerusuhan di Fakfak.

Menurut dia, pada Rabu pagi terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni di Fakfak.

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di Fakfak dan Timika

Menurut Lakotani, berdasarkan informasi yang ia terima saat ini situasi sudah bisa dikendalikan oleh aparat keamanan.

Sementara untuk mencegah meluasnya kerusuhan, pihak kepolisian menambah jumlah personel.

Menurut Lakotani, penyebab kerusuhan di Fakfak merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Kompas TV Kerusuhan pecah di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/19). Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani benarkan adanya kerusuhan di Fakfak. Menurut dia, pada Rabu pagi terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni di Fakfak. "Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni," kata Lakotani, seperti dikutip dari Tribun Palu, Rabu siang. Menurut Lakotani, situasi sudah bisa dikendalikan aparat keamanan. Untuk mencegah meluasnya kerusuhan, polisi tambah jumlah personel. Sebanyak 100 personel Brimob akan dikirimkan Polda Papua Barat ke Fakfak. Aksi demo dilakukan akibat kecewa terhadap insiden yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Sementara itu, aksi pembakaran Pasar Thumburuni diunggah di sejumlah media sosial. Video berdurasi 0:45 detik tersebut diunggah di akun Instagram @makassar_jobb. Tampak bangunan pasar sudah terbakar dari sisi samping dan terlihat kepulan asap hitam tebal. Di atas pagar berwarna biru terdapat spanduk bertuliskan Thumburuni Fakfak. Warga sekitar tidak berani mendekat. Beberapa motor juga terlihat melintas menjauhi kebakaran. #Papua #KerusuhanPapua #Surabaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com