Media-media seperti ini tidak pantas dijadikan rujukan suatu nilai yang seharusnya merepresentasikan kondisi masyarakat.
Di zaman media alternatif yang terus berkembang, kredibilitas memang bukan hanya milik media arus utama. Kredibilitas sudah menjadi bebas nilai.
Namun, kepercayaan masyarakat mudah tergerus saat mendapati media andalan mereka mendiskreditkan kelompok, khususnya kelompok rentan.
Salah satu alasannya, sekarang sudah bukan Orde Baru. Pembaca media daring banyak berasal dari milenial dan generasi Z.
Youth Lab, sebuah lembaga studi mengenai anak Muda Indonesia, melakukan penelitian di lima kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Makasar, Medan, dan Malang.
Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa generasi milenial tumbuh menjadi individu-individu yang open minded, menjunjung tinggi kebebasan, kritis, dan berani (BPS: Profil Generasi Milenial Indonesia).
Bagaimana bila penulis atau editor media tersebut adalah milenial? Memang, tidak semua generasi milenial mampu menjangkau perspektif yang lebih luas sehingga terjebak dalam pola pikir biner yang terkotak antara hitam dan putih.
Apalagi bila media tersebut memfasilitasi debat warganet dengan oposisi biner. Hal itu adalah efek yang paling berisiko.
Pola pikir oposisi biner hanya melihat sesuatu dari sudut pandang benar atau salah. Misalnya, bila memperdebatkan perempuan, pemilik perspektif biner akan melihat peran perempuan terpisah menjadi subyek atau obyek saja.
Padahal, peran perempuan atau lelaki bisa terbagi dalam keduanya. Banyak faktor yang mempengaruhi pergantian peran.
Refleksinya adalah apakah memang harus dengan cara yang seperti itu cara media bekerja?
Melihat motif pemberitaan yang dilakukan dengan sengaja, prasangka seperti apa yang lebih cocok dialamatkan pada empunya media.
Apakah ingin secara eksplisit merespresentasikan nilai-nilai yang diperjuangkan? Adakah agenda tersembunyi yang membuat pengalihan isu?
Atau mungkin, hanya sebuah kecelakaan redaksi yang berasal dari agenda pribadi sang penulis atau editor?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.