Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawab Jaksa Sambil Garuk-garuk Kepala, Staf Kemenpora Bikin Hakim Tipikor Tertawa

Kompas.com - 01/08/2019, 22:06 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Eko Triyanto garuk-garuk kepala karena mengaku heran dianggap sebagai jembatan antara pejabat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan pihak Kemenpora untuk mengurus pencairan dana hibah.

Awalnya, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ronald Worotikan membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Eko di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Eko sedang menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus dugaan suap terkait alokasi dana hibah ke KONI.

Baca juga: Cerita Ponselnya Pecah, Deputi IV Kemenpora Tak Menyangka Dibelikan yang Baru oleh Sekjen KONI

Menurut berita acara pemeriksaan yang dibacakan Jaksa Ronald, Eko kenal baik dengan Sekretaris Jenderal KONI Ending Fuad Hamidy.

"Di BAP saudara, dalam berjalannya waktu saya kenal baik dengan Ending Fuad Hamidy terutama terkait proses permintaan dana hibah KONI ke Kemenpora, saudara Ending telah berkomunikasi ke saya sebanyak dua kali mengenai proses dan tindak lanjut pencairan dana hibah. Saya adalah pihak yang menjembatani pihak KONI dan Kemenpora dalam pengurusan dana hibah, begitu ya?" tanya jaksa Ronald ke Eko.

Mendengar BAP-nya dibacakan, Eko mengaku sudah bilang ke penyidik bahwa dia tidak berperan sebagai jembatan antara pihak KONI dan pihak Kemenpora.

Ia merasa, selama ini hanya menyampaikan pesan Ending ke pihak Kemenpora.

"Karena antara KONI pusat dan Kemenpora juga kenal. Enggak perlu dijembatani, kalau KONI sama Kemenpora enggak kenal itu bolehlah saya disebut jembatan. Penyidik bilang, tapi kan mas komunikasi sama saja menjembatani, (Eko menjawab penyidik KPK), ya sudahlah, saya bilang begitu, he-he-he," kata Eko sambil garuk-garuk kepala.

Baca juga: Terdakwa Suap Kemenpora Pernah Ungkap Ingin Cicil Rumah ke Sekjen KONI

Sikap Eko tersebut membuat jaksa KPK, majelis hakim, penasihat hukum, dan hadirin di ruang sidang tertawa. 

Jaksa Ronald kembali menyebut Eko berperan karena menyampaikan pesan Ending ke pihak Kemenpora.

Mendengar itu, Eko kembali bersikeras bahwa dia tak berperan sebagai jembatan.

"Kalau antara sebelah sana, sebelahnya, itu enggak ada sambungan, kita jembatani. Ini kan sudah nyambung lama. Kalau antara sungai sebelah sama sungai sebelah itu enggak ada jembatan, atau putus nah baru kita jembatani. Ini kan udah lama ini, bertahun-tahun. Tetap aja dibilang jadi jembatan, ya sudah lah," ujar dia sambil tertawa.

"Saya hanya menanyakan saja, sampai di mana, udah disposisi belum, ntar Pak saya tanyakan, ini sudah belum, ya kayak begitu saja. Kalau jadi jembatan kan saya harus merayu, saya kan enggak bisa merayu," kata Eko lagi. 

Kendati demikian, ia mengaku dekat dengan Ending lantaran cukup sering berkegiatan bersama, seperti bermain tenis dan panahan.

"Hampir setiap hari lah kita pergi berdua, dan kita juga sering tenis bareng pagi sore, ya deketnya karena kita di komunitas tenis, kemudian pernah panahan juga, kalau apa-apa kan ke KONI juga," ujar dia. 

Dalam kasus ini, Eko Triyanto dan pejabat pembuat komitmen (PPK) Kemenpora Adhi Purnomo didakwa menerima uang Rp 215 juta dari Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy.

Baca juga: Terdakwa Mulyana Ungkap Alasannya Terima Rp 300 Juta dari Sekjen KONI

Menurut jaksa, uang tersebut diduga diberikan agar Adhi dan Eko mempercepat proses persetujuan dan pencairan dana hibah Kemenpora yang akan diberikan kepada KONI pada Tahun Anggaran 2018.

KONI mengajukan proposal bantuan dana hibah kepada Kemenpora dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan dan pendampingan program peningkatan prestasi olahraga nasional pada multievent 18th Asian Games 2018 dan 3rd Asian Para Games 2018.

Kemudian, proposal dukungan KONI dalam rangka pengawasan dan pendampingan seleksi calon atlet dan pelatih atlet berprestasi Tahun 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com