Amien pun tergelitik melihat tingkah laku politikus tersebut.
"Yang lucu, enggak ditawarin Pak Jokowi, tapi ada yang minta-minta. Itu kan aib. Jadi GR," ujar Amien.
Ia meyakini Jokowi sangat paham bahwa pemerintahan yang baik memerlukan kontrol yang kuat di DPR. Artinya, Presiden Jokowi diyakini menghendaki adanya oposisi sebagai kekuatan penyeimbang pemerintahan.
Amien pun mendorong PAN untuk tetap konsisten berada di luar pemerintahan serta tidak balik badan bergabung ke partai politik koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Pak Jokowi itu 'mudeng' demokrasi," ujar Amie.
Amien menilai aneh apabila partai-partai politik yang selama tahapan Pemilu 2019 mengkritik petahana, namun tiba-tiba mendukung pemerintah. Ia menekankan, berada di oposisi bukanlah hal yang negatif bagi perkembangan demokrasi di Tanah Air.
"Demokrasi itu ada mekanisme check and balance. Jadi eksekutif melangkah dengan macam-macam langkah eksekutifnya itu, itu lantas yang check and balance namanya parlemen," ujar Amien.
Karenanya, ia meminta semua pihak memberikan kesempatan kepada presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin selama lima tahun ke depan.
Namun, ia juga meminta masyarakat mengawasi jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Karena itu, ia mengingatkan partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak perlu berebut kursi menteri.
Ia juga meminta konflik seusai pilpres jangan dijadikan alasan adanya pembagian jatah menteri dalam rekonsiliasi.
Di sisi lain, hingga kini, PAN belum menentukan sikap apakah akan berada satu garis dengan pemerintah atau menjadi oposisi.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, dirinya sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pidato Visi Indonesia terkait pihak yang ingin menjadi oposisi.
"Bagi PAN, berada di dalam atau di luar pemerintahan sama terhormatnya. Yang penting kehadiran kami bermakna bagi masyarakat," kata Eddy saat dihubungi, Senin, (15/7/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.