Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari Azhar: KPK Perlu Jaksa dan Polisi

Kompas.com - 02/07/2019, 16:28 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2007-2009, Antasari Azhar, menemui panitia seleksi (pansel) pimpinan KPK periode 2019-2023 di kantor Sekretariat Negara, Selasa (2/7/2019).

Dalam pertemuan kali ini, Antasari memberi masukan terkait komposisi komisioner KPK.

Ia mengusulkan, formasi lima komisioner KPK nanti terdiri dari seorang penyidik kepolisian, seorang jaksa, dan tiga posisi lainnya diisi oleh profesional lain seperti pengacara, akuntan, atau manajemen.

Baca juga: KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Mendag Enggartiasto Lukita pada 8 Juli

"Saya inginkan, konkretnya saja komposisi seperti zaman saya. Kenapa? karena ini kerjanya kolektif. Jadi bisa saling berbagi pendapat. Kenapa perlu jaksa dan polisi? Supaya tahulah tentang perkara. Tidak dibohongi anak buah nanti," kata Antasari.

Antasari juga memberi saran kepada Pansel KPK agar menyodorkan 10 nama dengan latar belakang yang seimbang kepada DPR. Menurutnya, 10 nama itu sebaiknya terdiri dari dua polisi, dua jaksa, dan enam lainnya berasal dari disiplin ilmu lain.

Baca juga: Antasari Azhar Sarankan Bentuk Dewan Pengawas KPK

"Untuk adopsi bidang pencegahan, monitoring, dan lainnya. Ini bidang yang jarang ditoleh orang. Sebetulnya banyak tugas KPK dan banyak uang negara yang diselamatkan dari itu," kata Antasari.

Menurutnya, kinerja KPK yang bersinggungan dengan pemberantasan korupsi harus dilengkapi dengan tenaga penyidik dan penuntut umum. Artinya, penuntut umum dari Kejaksaan dan penyidik dari kepolisian.

"Begitu kan menurut KUHAP. Itu usulan kami," paparnya.

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini (2/7) menjadwalkan pemeriksaan terhadap Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. Mendag akan diperiksa terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi.<br /> <br /> Mendag Enggartiasto, rencananya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka sekaligus anggota DPR Komisi 6, Bowo Sidik Pangarso. Pemeriksaan, terkait penerimaan gratifikasi terhadap tersangka Bowo Sidik. Dalam penyidikan, Bowo mengaku menerima uang dari Enggartiasto, terkait perdagangan gula kristal rafinasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com