Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris yang Ditangkap Polisi Siapkan Martir untuk Aksi 22 Mei

Kompas.com - 20/05/2019, 15:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, terduga pelaku teror yang baru-baru ini ditangkap Polri rupanya mempersiapkan martir untuk unjuk rasa pada tanggal 22 Mei 2019.

"Ada kelompok teroris yang ingin menciptakan martir, membuat trigger sehingga nanti akan menjadi titik awal melakukan anarkistis," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden Jakarta, Senin (20/5/2019).

Moeldoko tidak menjelaskan kelompok teror mana yang merencanakan skenario demikian.

Baca juga: Fakta Terduga Teroris di Bogor, 6 Buah Bom Disiapkan untuk Target 22 Mei di Gedung KPU

Polri telah menyita sejumlah bukti, salah satunya adalah senjata api lengkap dengan peluru tajam serta peredam. Polri pun menduga, senjata api dengan peredam itu hendak diarahkan ke kerumunan massa sehingga seolah-olah peluru itu datang dari TNI-Polri yang berjaga.

Dengan skenario demikian, maka tentu opini yang akan terbangun adalah pemerintah menggunakan TNI-Polri untuk sewenang-wenang dengan masyarakat. Ini cara untuk membangkitkan simpati publik dan membuat ketidakpercayaan ke pemerintah.

"Yang begini-begini saya harus katakan secara terang benderang pada publik agar paham. Tuduhannya, ujung-ujungnya pemerintah, ujung-ujungnya TNI-Polri," lanjut Moeldoko.

"Ini bukan ngawur, bukan ngarang, bukan tipuan, enggak. Ada buktinya. Bukti ini sudah nyata dan harus disampaikan terbuka ke masyarakat agar mengurungkan niatnya untuk berkumpul," lanjut dia.

Baca juga: 6 Fakta Penangkapan Terduga Teroris Jelang 22 Mei, 6 Bom Disiapkan untuk di Depan KPU hingga Pelaku Terlibat JAD dan ISIS

Pemerintah pun masih terus memonitor kerja TNI-Polri di wilayah, yaitu memfilter massa dari penjuru daerah yang datang ke Jakarta dari barang-barang berbahaya, semisal senjata tajam dan sebagainya.

"Yang dirazia itu kan jangan sampai bawa perlengkapan yang dilarang. Karena ada anjuran bawa bambu runcing. Yang seperti itu kan enggak boleh. Bawa bambu runcing itu untuk apa? Bawa senjata tajam juga kan enggak ada relevansinya dengan demonstrasi," ujar Moeldoko.

Kompas TV Polisi meningkatkan penjagaan di gedung KPU dan Bawaslu jelang pengumuman hasil pemilu 2019. Polisi mengantisipasi teroris hingga kerusuhan jelang pengumuman hasil pemilu pada 22 Mei 2019. Hal ini dilakukan setelah mendapatkan pengakuan terduga teroris yang ditangkap di Bogor, Jawa Barat. Terduga teroris Endang alias Abu Radi alias Pak Jenggot berencana melakukan teror saat pengumuman hasil pemilu pada 22 Mei 2019. Selain di KPU dan Bawaslu, polisi juga akan meningkatkan pengamanan di tempat-tempat rawan. #KPU #PenjagaanKPU #Kerusuhan22Mei

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com