Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Petugas Pemilu Wafat, Ombudsman Tekankan Perbaikan Tata Kelola Pemilu

Kompas.com - 20/05/2019, 15:02 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala menilai perlunya perbaikan aturan terkait tata kelola penyelenggaraan Pemilu. Adrianus berkaca pada relatif banyaknya petugas Pemilu 2019 yang wafat atau sakit saat bertugas.

Hal itu disampaikan Adrianus dalam konferensi pers "Memahami Kematian Petugas KPPS dalam Perspektif Pelayanan Publik" di Ombudsman, Jakarta, Senin (20/5/2019).

"Perlu perbaikan peraturan terkait penyelenggaraan pemilu. Karena sejauh ini Undang-Undang Pemilu yang rinci mengatur teknis Pemilu dan diputuskan secara terlambat, sehingga menyebabkan penyusunan peraturan turunannya menjadi sulit dan berakibat juga pada beban kerja yang terlalu berat serta kaku," ujar Adrianus.

Dalam perbaikan peraturan, kata Adrianus, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus dilibatkan secara aktif dalam perumusan kebijakan.

Baca juga: Menurut Perludem, Ini yang Harus Dievaluasi dari Pemilu Serentak 2019

Hal itu mengingat KPU dan Bawaslu merupakan pihak yang paling mengetahui pelaksanaan Pemilu di lapangan.

Di sisi lain, Adrianus menekankan perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) petugas Pemilu disertai pelatihan yang memadai, honor yang layak hingga jaminan sosial.

Selain itu, petugas Pemilu perlu mendapatkan informasi utuh seputar hak, kewajiban dan risiko kerja.

"KPU dan Bawaslu juga harus memiliki unit atau bagian yang menangani kesehatan para petugas pemilu, sehingga kejadian serupa (petugas ada yang meninggal dan sakit) dapat dicegah dan segera tertangani dengan cepat," ujar dia.

Ia pun berharap Kementerian Kesehatan berperan aktif mengawasi aspek keselamatan dan kesehatan petugas Pemilu.

"Baik dalam bentuk screening untuk petugas saat rekrutmen misalnya, serta kewajiban menyediakan semacam P3K. Walaupun Pemilu hajatan KPU, Kemenkes jangan sampai lepas tangan," ujarnya.

Adrianus menyoroti tiga permasalahan dalam Pemilu 2019. Pertama, ada kesan penyikapan Pemilu 2019 sama dengan Pemilu sebelum-sebelumnya. Sehingga semua pihak belum mampu menyesuaikan diri, termasuk menyangkut keselamatan dan kesehatan petugas Pemilu.

Baca juga: Dubes Inggris Salut dengan Pemilu Serentak di Indonesia yang Rumit

"Kami juga melihat bahwa ada semacam pembenaran dalam voluntarisme, kesukarelaaan yang dilakukan petugas itu, sementara yang bersangkutan tidak memahami apa yang berpotensi terjadi pada diri mereka," ujarnya.

Ketiga, kata dia, tidak adanya reaksi cepat dari KPU, Bawaslu dan Kementerian Kesehatan untuk mencegah atau menekan jatuhnya korban petugas Pemilu.

Ia menilai Pemilu 2019 lebih fokus pada pemungutan dan penghitungan suara. Sementara, aspek keselamatan dan kesehatan petugas Pemilu tidak terlalu diperhatikan.

"Jadi tidak imbang, ya. Sebaliknya sedikit sekali hal yang dilakukan terkait aspek keselamatan kerja dan kesehatan petugas Pemilu selaku pemberi layanan. Jangan kemudian honornya rendah tapi beban kerjanya berat, risikonya besar, itu kan menjadi enggak adil," katanya.

Kompas TV Presiden Ketiga RI, BJ Habibie menyampaikan pesan kebangsaan terkait situasi bangsa dan negara jelang pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh KPU. Habibie berpesan agar pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu yang akan diumumkan KPU untuk menggugat lewat jalur konstitusi yang diatur undang-undang pemilu. #Habibie #Pemilu2019 #HasilRekapitulasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com