Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Pihak Diimbau Tak Buat Keributan dan Tunggu Pengumuman Resmi KPU

Kompas.com - 10/05/2019, 06:07 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq meminta masyarakat menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum berharga untuk beribadah.

Hal itu lebih baik daripada larut dalam perdebatan penuh kebencian hanya karena saling mengklaim hasil pilpres.

“Jangan disia-siakan. Ramadhan adalah momentum yang paling berharga. Terkait hasil pemilu, kita sudah sepakati bahwa ada lembaga resmi dan konstutional yang sedang menyelesaikan tugasnya,” kata Gus Muwafiq dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (9/5/2019) malam.

Baca juga: KPU Selesaikan Rekapitulasi dan Penetapan Suara di 129 Wilayah Luar Negeri

Gus Muwafiq yang pernah menjabat sebagai asisten pribadi Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini meminta semua pihak, termasuk para pendukung kedua kubu, untuk bersabar menunggu hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang pada 22 Mei mendatang.

Apalagi, proses penghitungan suara juga terbuka dan dapat dicek langsung oleh masyarakat.

“Kita tunggu KPU, tanpa membuat keributan dan mengklaim paling benar. Tidak akan ada hasilnya, dan tidak akan ada akhirnya. Cuma saling benci,” katanya.

Baca juga: KPU: Penetapan Berdasar Rekapitulasi Manual, Bukan Situng

Gus Muwafiq mengingatkan dengan menyitir ayat 10 Surat Al Baqarah tentang orang-orang yang di dalamnya Allah tambahkan penyakit hati akibat sikap munafik dan berdusta.

“Seperti dalam Al Quran, fi qulubihim maradun, ada hati yang sakit,” kata pengasuh pondok pesantren di Jombor, Sleman, Yogyakarta, tersebut.

Baca juga: Bawaslu Minta Semua Pihak Tak Deklarasi Kemenangan Sebelum Hasil Resmi KPU

Karena itu, kata Gus Muwafiq menilai, daripada saling berdebat tak berkesudahan soal pilpres, lebih baik fokus pada ibadah puasa. Apalagi, ibadah berpuasa adalah bentuk ibadah yang istimewa. Bahkan dalam semua agama.

“Puasa itu adalah ajaran semua agama. Hanya mungkin caranya berbeda-beda. Momentum bulan Ramadhan ini amat berharga makanya jangan disia-siakan,” katanya.

Kompas TV Setelah sempat ditunda, Bawaslu menggelar sidang gugatan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga terkait sistem informasi penghitungan atau situng KPU. Dalam sidang perdana ini Bawaslu mendengarkan langsung keterangan dari pihak KPU. Agenda sidang mendengar jawaban dari KPU terkait dugaan pelanggaran administratif sistem informasi penghitungan suara KPU. KPU menilai sistem informasi penghitungan diatur dalam Peraturan KPU tentang pemungutan penghitungan rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu dilakukan berjenjang. Pasca pembacaan jawaban KPU sidang dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi dan bukti dari pihak Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. #Bawaslu #SitungKPU #BPNPrabowoSandi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com