Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta May Day, dari Vandalisme, Aksi Anarko, hingga Sindiran Prabowo

Kompas.com - 02/05/2019, 14:03 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada Rabu (1/5/2019) lalu berlangsung di beberapa wilayah.

Peringatan May Day tersebut ditunjukkan dengan aksi buruh menyuarakan aspirasi dan harapan-harapannya.

Walaupun di beberapa daerah aksi tersebut berjalan damai, namun muncul pula beragam kontroversi dan permasalahan. Masalah itu seperti vandalisme, kericuhan kecil, hingga merusak berbagai fasilitas umum.

Berikut tujuh fakta seputar peringatan Hari Buruh Internasional di Indonesia:

1. Pagar rusak

Terdapat sedikit kericuhan dalam aksi buruh di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat yang berlokasi tak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia.

Massa aksi peringatan May Day tersebut berusaha mendobrak blokade pihak kepolisian. Hal ini mengakibatkan adanya aksi saling dorong dan pelemparan.

Kericuhan tersebut membuat pagar besi di pelican crossing Tosari roboh sebab tak kuat menahan beban massa yang melakukan pendorongan.

Baca juga: Demo Hari Buruh di Bundaran HI Ricuh, Pagar Pelican Crossing Rusak

2. Vandalisme

Aksi corat-coret separator Transjakarta di depan Gedung Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dilakukan oleh peserta peringatan hari buruh.

Kalimat "Rakyat Anti Kapitalis May Day. Rezim Fasis" berwarna hitam terlihat menodai separator berwarna abu-abu.

Kalimat tersebut dituliskan ketika kelompok Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) tengah berorasi di depan Gedung Kementerian Pariwisata, karena tak boleh masuk ke kawasan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara.

Tak ada aparat keamanan melakukan pencegahan adanya aksi vandalisme tersebut. Sebagian besar aparat keamanan berada di balik barikade dibatasi pagar kawat besi.

PT Transjakarta akan melaporakan tindakan vandalisme di hari butuh itu pihak berwajib.

Tak hanya aksi corat-coret, pihak Transjakarta juga melaporkan kejadian ambruknya pagar pembatas jalan di Halte Tosari.

Baca juga: Vandalisme, Peserta Aksi Hari Buruh Corat-coret Separator Transjakarta

Di Kota Malang, Jawa Timur juga terjadi aksi vandalisme dari sekelompok massa berbaju hitam. Aksi corat-coret ini dilakukan di pagar Jembatan Kahuripan Kota Malang.

Bahkan, aksi tersebut terekam video dan menyebar ke masyarakat melalui media sosial. Sebagian pelaku menutup wajah mereka menggunakan kain berwarna hitam.

Salah satu kalimat "Menolak Upah Murah" tertulis di pagar jembatan itu.

Massa membawa bendera warna hitam dengan lambang A dalam lingkaran, di mana lambang tersebut biasa diartikan sebagai lambang Anarkis.

Tak hanya itu, bendera berwarna merah hitam, bendera dari Anarko Sindikalisme juga dibawa massa tersebut.

Baca juga: Kelompok Baju Hitam Beraksi di Malang saat May Day, Rusak Jembatan Cagar Budaya

3. Aksi melakban mulut jurnalis

Aksi peringatan hari buruh juga dilakukan oleh dua jurnalis di Kediri, Jawa Timur. Keduanya melakban mulut dan membentangkan poster berisi curhatan kesejahteraan profesi jurnalis.

Mereka juga melakukan aksi keliling kota menggunakan motor Vespa yang telah dihias.

Saat berada di tempat strategis, seperti mall, taman makan pahlawan, dan kantor polisi mereka berhenti dan melakukan aksi pembentangan poster.

Tulisan dalam poster tersebut antara lain "gaji kecil nggak bisa ngemall" dan "Kerja 24 jam, Nggak ada duit lembur".

Baca juga: Peringati Hari Buruh, Jurnalis di Kediri Lakban Mulut hingga Ziarah Makam Marsinah

4. Tindak kekerasan oknum polisi

Noda hitam peringatan May Day di Bandung dikarenakan tindak kekerasan dan intimidasi oknum polisi kepada dua jurnalis foto yang tengah bertugas saat itu.

Dikabarkan, fotograter Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza berkeliling di kawasan Gedung Sate pukul 11.30 WIB guna memantau kondisi pergerakan buruh.

Di kawasan Jalan Singaperbangsa dan Dipatiukur, kedua jurnalis tersebut melihat adanya keributan antara polisi dan massa berbaju hitam.

Menurut Prima dan Reza, massa baju hitam itu dipukuli oleh polisi. Sontak, keduanya mengambil gambar ke arah kejadian.

Setelah pindah ke lokasi lain, Reza dihampiri oleh seorang polisi. Menurut dia, polisi itu dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Sempat dibentak dan ditanyai statusnya, Reza menunjukkan identitas pers miliknya.

Sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanan Reza, oknum polisi itu mengambil kamera yang dipegang jurnalis freelance tersebut. Polisi tersebut menghapus beberapa gambar yang ada di kamera Reza.

Sedangkan, Prima didatangi tiga polisi berseragam preman dan diancam untuk menghapus foto-fotonya.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi karena kesalahpahaman. 

Menurut Irman, kedua jurnalis itu tak memperlihatkan identitasnya sebagai jurnalis.

Baca juga: May Day di Bandung, Dua Fotografer Dapat Tindak Kekerasan Oknum Polisi

5. Pemkab Karawang bagi-bagi hadiah

Tak hanya aksi kekerasan, peringatan hari buruh di Kabupaten Karawang diwarnai rasa bahagia.

Hal itu disebabkan Pemerintah Kabupaten Karawang membagikan puluhan hadiah bagi para buruh, baik peralatan elektronik, sepeda, dan sepeda motor.

Aksi sosial donor darah juga digelar bersama masyarakat.

Baca juga: Peringati May Day, Pemkab Karawang Guyur Hadiah untuk Para Buruh

6. Potong Tumpeng

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara melakukan pemotongan tumpeng bersama para buruh yang hadir di Gedung Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan, Jalan Kapten Rivai, Palembang.

Para buruh menuntut perwakilan anggota DPRD untuk melakukan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, serta menolak sistem kerja outsouching.

Baca juga: Peringati May Day, Kapolda Sumsel Potong Tumpeng Bareng Buruh

7. Sindiran Prabowo

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan tiga pantun ketika memberi sambutan dalam acara peringatan Hari Buruh Internasioanl di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.

Pertama, Prabowo memberikan pantun tentang kemenangannya bersama Sandiaga Uno dalam kontestasi Pemilu 2019.

"Di sini gunung di sana gunung, di tengah-tengah Pulau Bali. Saudara-saudara, jangan pernah bingung, yang pasti menang Prabowo-Sandi," ujar Prabowo.

Prabowo sempat berjoget seperti ketika debat Pilpres beberapa waktu lalu.

Kedua, Prabowo menyampaikan pantun tentang kubu yang membela kebenaran akan memperoleh kemenangan.

"Satu dua cempaka biru, tiga empat alam jambangan. Percayalah yang bela kebenaran, dia yang akan dapat kemenangan," kata Ketua Umum Partai Gerindra.

Kemudian, pantun sindiran pihak-pihak yang melakukan kecurangan juga dikeluarkan oleh Prabowo.

"Rawe-rawe lantas, Malang-malang putung. Mereka yang curang, akhlaknya seperti lutung," tutur dia.

Baca juga: Joget dan Pantun Prabowo di Peringatan Hari Buruh...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com