Salin Artikel

7 Fakta May Day, dari Vandalisme, Aksi Anarko, hingga Sindiran Prabowo

Peringatan May Day tersebut ditunjukkan dengan aksi buruh menyuarakan aspirasi dan harapan-harapannya.

Walaupun di beberapa daerah aksi tersebut berjalan damai, namun muncul pula beragam kontroversi dan permasalahan. Masalah itu seperti vandalisme, kericuhan kecil, hingga merusak berbagai fasilitas umum.

Berikut tujuh fakta seputar peringatan Hari Buruh Internasional di Indonesia:

1. Pagar rusak

Terdapat sedikit kericuhan dalam aksi buruh di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat yang berlokasi tak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia.

Massa aksi peringatan May Day tersebut berusaha mendobrak blokade pihak kepolisian. Hal ini mengakibatkan adanya aksi saling dorong dan pelemparan.

Kericuhan tersebut membuat pagar besi di pelican crossing Tosari roboh sebab tak kuat menahan beban massa yang melakukan pendorongan.

2. Vandalisme

Aksi corat-coret separator Transjakarta di depan Gedung Kementerian Pariwisata, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dilakukan oleh peserta peringatan hari buruh.

Kalimat "Rakyat Anti Kapitalis May Day. Rezim Fasis" berwarna hitam terlihat menodai separator berwarna abu-abu.

Kalimat tersebut dituliskan ketika kelompok Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) tengah berorasi di depan Gedung Kementerian Pariwisata, karena tak boleh masuk ke kawasan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara.

Tak ada aparat keamanan melakukan pencegahan adanya aksi vandalisme tersebut. Sebagian besar aparat keamanan berada di balik barikade dibatasi pagar kawat besi.

PT Transjakarta akan melaporakan tindakan vandalisme di hari butuh itu pihak berwajib.

Tak hanya aksi corat-coret, pihak Transjakarta juga melaporkan kejadian ambruknya pagar pembatas jalan di Halte Tosari.

Di Kota Malang, Jawa Timur juga terjadi aksi vandalisme dari sekelompok massa berbaju hitam. Aksi corat-coret ini dilakukan di pagar Jembatan Kahuripan Kota Malang.

Bahkan, aksi tersebut terekam video dan menyebar ke masyarakat melalui media sosial. Sebagian pelaku menutup wajah mereka menggunakan kain berwarna hitam.

Salah satu kalimat "Menolak Upah Murah" tertulis di pagar jembatan itu.

Massa membawa bendera warna hitam dengan lambang A dalam lingkaran, di mana lambang tersebut biasa diartikan sebagai lambang Anarkis.

Tak hanya itu, bendera berwarna merah hitam, bendera dari Anarko Sindikalisme juga dibawa massa tersebut.

3. Aksi melakban mulut jurnalis

Aksi peringatan hari buruh juga dilakukan oleh dua jurnalis di Kediri, Jawa Timur. Keduanya melakban mulut dan membentangkan poster berisi curhatan kesejahteraan profesi jurnalis.

Mereka juga melakukan aksi keliling kota menggunakan motor Vespa yang telah dihias.

Saat berada di tempat strategis, seperti mall, taman makan pahlawan, dan kantor polisi mereka berhenti dan melakukan aksi pembentangan poster.

Tulisan dalam poster tersebut antara lain "gaji kecil nggak bisa ngemall" dan "Kerja 24 jam, Nggak ada duit lembur".

4. Tindak kekerasan oknum polisi

Noda hitam peringatan May Day di Bandung dikarenakan tindak kekerasan dan intimidasi oknum polisi kepada dua jurnalis foto yang tengah bertugas saat itu.

Dikabarkan, fotograter Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza berkeliling di kawasan Gedung Sate pukul 11.30 WIB guna memantau kondisi pergerakan buruh.

Di kawasan Jalan Singaperbangsa dan Dipatiukur, kedua jurnalis tersebut melihat adanya keributan antara polisi dan massa berbaju hitam.

Menurut Prima dan Reza, massa baju hitam itu dipukuli oleh polisi. Sontak, keduanya mengambil gambar ke arah kejadian.

Setelah pindah ke lokasi lain, Reza dihampiri oleh seorang polisi. Menurut dia, polisi itu dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Sempat dibentak dan ditanyai statusnya, Reza menunjukkan identitas pers miliknya.

Sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanan Reza, oknum polisi itu mengambil kamera yang dipegang jurnalis freelance tersebut. Polisi tersebut menghapus beberapa gambar yang ada di kamera Reza.

Sedangkan, Prima didatangi tiga polisi berseragam preman dan diancam untuk menghapus foto-fotonya.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi karena kesalahpahaman. 

Menurut Irman, kedua jurnalis itu tak memperlihatkan identitasnya sebagai jurnalis.

5. Pemkab Karawang bagi-bagi hadiah

Tak hanya aksi kekerasan, peringatan hari buruh di Kabupaten Karawang diwarnai rasa bahagia.

Hal itu disebabkan Pemerintah Kabupaten Karawang membagikan puluhan hadiah bagi para buruh, baik peralatan elektronik, sepeda, dan sepeda motor.

Aksi sosial donor darah juga digelar bersama masyarakat.

6. Potong Tumpeng

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara melakukan pemotongan tumpeng bersama para buruh yang hadir di Gedung Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan, Jalan Kapten Rivai, Palembang.

Para buruh menuntut perwakilan anggota DPRD untuk melakukan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, serta menolak sistem kerja outsouching.

7. Sindiran Prabowo

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, memberikan tiga pantun ketika memberi sambutan dalam acara peringatan Hari Buruh Internasioanl di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat.

Pertama, Prabowo memberikan pantun tentang kemenangannya bersama Sandiaga Uno dalam kontestasi Pemilu 2019.

"Di sini gunung di sana gunung, di tengah-tengah Pulau Bali. Saudara-saudara, jangan pernah bingung, yang pasti menang Prabowo-Sandi," ujar Prabowo.

Prabowo sempat berjoget seperti ketika debat Pilpres beberapa waktu lalu.

Kedua, Prabowo menyampaikan pantun tentang kubu yang membela kebenaran akan memperoleh kemenangan.

"Satu dua cempaka biru, tiga empat alam jambangan. Percayalah yang bela kebenaran, dia yang akan dapat kemenangan," kata Ketua Umum Partai Gerindra.

Kemudian, pantun sindiran pihak-pihak yang melakukan kecurangan juga dikeluarkan oleh Prabowo.

"Rawe-rawe lantas, Malang-malang putung. Mereka yang curang, akhlaknya seperti lutung," tutur dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/02/14032741/7-fakta-may-day-dari-vandalisme-aksi-anarko-hingga-sindiran-prabowo

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke