Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita TKN tentang Tim Medsos yang Dibentuk karena Kegelisahan Jokowi...

Kompas.com - 30/04/2019, 16:13 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin memiliki tim media sosial yang salah satunya bertugas mengampanyekan visi misi mereka di dunia maya.

Tim ini juga menangkal hoaks mengenai Jokowi-Ma'ruf selama tahapan Pemilihan Presiden 2019 berlangsung.

Pada hari ini, Selasa (30/4/2019), tim media sosial Jokowi-Ma'ruf berkumpul untuk mengadakan syukuran kemenangan di kediaman Bendaraha Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi Ma'ruf, Sakti Wahyu Trenggono, di Jalan Taman Patra, Jakarta Selatan.

Rumah ini juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya tim media sosial dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

Baca juga: TKN Sapa Siap Presiden kepada Jokowi, BPN Sebut Politik Olok-olok

Direktur Sosial Media TKN Arya Sinulingga pun mengisahkan awal mula terbentuknya tim ini. Arya mengatakan, awalnya calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengeluh mengenai kondisi media sosial.

"Ketika Pak Jokowi mengeluh mengenai sosmed, akhirnya diambil sebuah langkah besar oleh Mas Hasto dan Mas Trenggono yang akhirnya menugaskan kami untuk membentuk tim dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," ujar Arya.

Arya mengatakan, Hasto dan Trenggono menunjuknya sebagai penanggung jawab tim medsos ini. Dalam waktu dua hari, terkumpul lebih dari 100 orang.

Sementara itu, Sakti bercerita bahwa penunjukan Arya sebagai direktur tim medsos sebenarnya sempat mendapat penolakan. Sebab, Arya berasal dari Perindo yang dulunya mendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

"Jadi awalnya seluruh tim keberatan. 'Tidak bisa, Arya jadi komandan lawan kita dulu'," ujar Sakti.

Baca juga: TKN: Kekuatan Parpol Pendukung Jokowi-Maruf Menguasai DPR

Akhirnya, ia bisa meyakinkan relawan bahwa Arya bisa mengatur tim medsos dengan baik.

Sakti pun menyiapkan sebuah rumah yang menjadi tempat bekerja tim medsos. Ruang bawah tanah di rumahnya juga menjadi ruang kontrol terhadap pergerakan media sosial.

Klaim kuasai medsos

Arya mengatakan, tim medsos TKN Jokowi-Ma'ruf pun mampu menguasai media sosial dalam waktu yang tidak lama.

Tim medsos 01 berlomba-lomba dengan tim medsos 02 untuk membuat trending topic di media sosial.

"Mulai 4 Desember mulai bekerja, pertengahan Desember langsung sosmed pilpres diambil alih oleh TKN, 02 langsung tumbang sampai hari ini," kata Arya.

Arya mengatakan, tim medsos ini juga bekerja sama dengan elemen relawan lain. Seperti Projo, Kawan Jokowi, dan juga tim yang dimiliki oleh pegiat medsos Ulin Yusron.

"Ulin punya tim sendiri yang men-support kita dari kegelapan. Tanpa beliau kita juga agak bingung dengann kegelaapan, tidak mengerti ha-ha," seloroh Arya.

Tim ini bekerja hingga 17 April 2019. Usai hasil quick count keluar, Arya mengatakan, TKN membutuhkan tim untuk melakukan real count. Anggota tim medsos turut diberdayakan untuk tim real count.

Dia berseloroh bahwa setelah itu kekuatan TKN di medsos langsung menurun.

"Dalam tempo 3 hari, kami langsung kalah di sosmed ha-ha-ha. Akhirnya sekarang dibagi lagi tugas, kita main sosmed sebagian," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com