Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Alvara: 6 Parpol Diprediksi Tak Lolos ke Parlemen

Kompas.com - 12/04/2019, 18:15 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak delapan partai politik peserta Pemilu 2019 diprediksi lolos ke parlemen. Sementara enam partai lainnya diprediksi tak lolos.

Kemudian, ada dua partai yang belum aman namun masih berpeluang untuk lolos ke parlemen.

Hal itu merupakan hasil survei Alvara Research Center pada 2-8 April 2019 yang dilakukan terhadap 2.000 responden.

Pertanyaan yang diajukan ke responden adalah, seandainya Pemilu Legislatif DPR RI 2019 dilakukan hari ini, partai politik apa yang akan anda pilih?

Baca juga: Jika Ada TPS Dekat Rumah Anggota Parpol atau Timses, Bawaslu Akan Minta Dipindah

"Diprediksi terdapat 8 partai yang lolos ke parlemen, karena telah melewati ambang batas parlemen 4 persen," kata Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam paparan survei di Hotel Oria, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Ke-delapan partai itu adalah PDI-P (28,2 persen), Gerindra (19,4 persen), Golkar (8 persen), PKB (6,8 persen), Demokrat (5,7 persen), PKS (5,6 persen), Nasdem (4,2 persen) dan PAN (4,1 persen).

"Nah ada dua partai yang juga punya peluang dengan mempertimbangkan margin of error cuma masih belum aman, yaitu PPP dan Perindo," ujarnya.

Menurut Hasanuddin, ada kecenderungan penurunan elektabilitas di PPP dibanding survei Februari 2019. Saat itu, elektabilitas PPP sebesar 3,1 persen. Sementara pada April 2019, menjadi 2,2 persen.

"Jadi faktor Romy (mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy) cukup berpengaruh dari 3,1 menjadi 2,2 persen," kata Hasanuddin.

Romy terjerat dalam kasus dugaan suap terkait seleksi jabatan di Kementerian Agama wilayah Jawa Timur. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.

"Kemudian yang tidak aman, kecil sekali lolos ke Senayan, PSI (0,8 persen), Hanura (0,6 persen), PBB (0,2 persen), PKPI (0,2 persen), Berkarya (0,2 persen) dan Garuda (0,1 persen). Responden yang belum memutuskan 12 persen," kata dia.

Metode survei yang digunakan yakni multistage random sampling di 34 provinsi.

Baca juga: Jelang Pencoblosan, Parpol di Jateng Lakukan Ikrar Damai

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden yang berusia 17 tahun ke atas dan memiliki hak pilih.

Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen. Adapun margin of error survei Alvara Research Center tersebut yakni 2,23 persen.

Artinya, persentase dalam survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 2,23 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri oleh lembaga tersebut.

Kompas TV Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, menghadiri kampanye Jokowi-Ma’ruf di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (9/4). Dalam orasinya, Ma’ruf Amin menyampaikan sejumlah keberhasilan dan kartu sakti Jokowi di depan pendukungnya. Sejumlah petinggi partai politik pengusung Jokowi-Ma’ruf dan calon legislative hadir dalam kampanye ini. #KampanyeMaruf #MarufAmin #JokowiMaruf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com