JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil terbaru survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa mayoritas pemilih akan memilih calon anggota legislatif (caleg) yang dikenal daripada memilih partai politik.
Sebanyak 60,3 persen dari 1.200 responden menyatakan lebih mempertimbangkan nama caleg yang dikenal dan 26,6 persen mempertimbangkan partai politik pada Pemilu Legislatif 2019.
"Dari survei ini menunjukkan mayoritas pemilih memilih caleg yang dikenal, bukan memilih partai," ujar peneliti LSI Rully Akbar saat memaparkan hasil survei, di kantor LSI Denny JA9, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2019).
Baca juga: Tak Bahas Jatah Menteri, PAN Pilih Fokus di Pilpres dan Pileg
Menurut Rully, partai-partai baru yang banyak muncul saat ini masih perlu bekerja keras agar mendapatkan perhatian dan keyakinan bahwa mereka mampu merepresentasikan masyarakat.
Sedangkan, kesulitan ini tidak dialami oleh partai-partai besar seperti PDI-P dan Golkar. Sebab mereka telah memiliki struktur yang kuat dari mulai tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga level ranting.
Di sisi lain, kata Rully, partai-partai baru yang ada saat ini tidak memiliki hal pembeda dari sisi isu, visi misi dan program.
"Saat ini ada berbagai parpol. Mereka harus mencari tahu dulu, bisa jadi cari tahunya lewat caleg yang mewakili mereka di dapil. Kedua, apakah ada kebijakan besar yang dihasilkan oleh parpol tersebut dan berpengaruh pada kehidupan mereka," kata Rully.
Baca juga: Fahri Kritik KPU karena Lebih Fokus Pilpres daripada Pileg
"Tapi masalahnya isu, visi misi, program kerja, tidak ada pembanding yang sangat jauh antara satu partai dengan satu partai yang lain. Jadi kegamangan inilah yang membuat para pemilih belum menentukan pilihan," ucapnya.
Pengumpulan data survei dilakukan pada 18 hingga 26 maret 2019 dengan menggunakan metode ultistage random sampling dan wawancara tatap muka.
Wawancara tatap muka dilakukan pada 1.200 responden yang tersebar di berbagai wilayah. Survei ini memiliki margin error 2,8 persen dan dibiayai secara mandiri.