JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti departemen politik dan perubahan sosial dari lembaga CSIS, Arya Fernandes, mengungkapkan tantangan-tantangan partai politik peserta Pemilu 2019 untuk lolos dari ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT).
Berikut ini empat tantangannya :
1. Perubahan sistem Pemilu
Tantangan bagi partai politik, baik itu partai baru dan lama, adalah perubahan sistem Pemilu yang berbeda dari Pemilu 2014.
Baca juga: Survei Charta Politika: Lima Parpol Sulit Lolos ke DPR
Salah satunya adalah ambang batas parlemen 4 persen, Pemilihan Presiden dan Legislatif yang serentak, serta metode hitung suara.
"Sekarang itu memang punya tantangan yang berbeda, tantangan perubahan sistem Pemilu termasuk kenaikan PT kemudian keserentakan Pemilu kemudian perubahan metode hitung suara," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/4/2019).
2. Munculnya Partai-partai baru
Tantangan kedua partai politik peserta Pemilu adalah kehadiran partai-partai baru. Ia menilai, kompetisi partai politik baru di Pemilu 2019 semakin menegangkan sehingga perlu kerja keras agar lolos ambang batas parlemen.
Baca juga: Survei CSIS: 4 Parpol Baru dan 3 Parpol Lama Tak Lolos ke DPR
"Kita lihat sebelumnya di pemilu 2014 hanya Partai Nasdem yang berhasil lolos sebagai partai baru. Sekarang partai-partai baru menghadapi kompetisi di tingkat mereka yang menegangkan dan memang mereka sendiri, partai-partai baru itu, memang harus kerja keras," ujarnya.
3. Potensi pergeseran suara
Setiap partai politik harus mewaspadai terjadinya pergeseran suara pemilih. Ia memberikan contoh, pemilih yang dulunya memilih partai berbasis Islam berubah memilih partai berbasis nasionalis.
Baca juga: Lawan Korupsi, Parpol Bisa Apa?
Pergeseran suara pemilih terjadi karena masyarakat mulai mempertimbangkan platform partai yang akan ia pilih.
"Misalnya dia pilih partai tertentu dia pindah ke partai lain tapi biasanya perpindahan pemilih itu terjadi karena mempertimbangkan platform partai," kata Arya.
4. Partisipasi pemilih
Tantangan Pemilu 2019 berikutnya adalah partisipasi pemilih. Ia mengatakan, partisipasi masyarakat terhadap Pemilu cenderung menurun sejak tahun 2004-2014. Namun, mengalami kenaikan mulai tahun 2014.
Baca juga: Parpol Diminta Tak Mainkan Politik Identitas untuk Raup Suara
Oleh karena itu, menurutnya partai politik harus berusaha agar pemilihnya datang ke TPS pada hari pencoblosan.
"Tantangan selanjutnya dari pemilih jadi kalau kita lihat untuk sendiri ada kecenderungan partisipasi itu menurun sejak 2004-2014 tapi mengalami kenaikan di 2014," pungkasnya.