Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN: Pemberitaan Metro TV Ragukan Militansi Pendukung Prabowo di Sumbar

Kompas.com - 05/04/2019, 11:10 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade merasa Metro TV sengaja membuat pemberitaan yang tidak benar terkait Prabowo di Padang, Sumatera Barat.

Menurut Andre, pemberitaan Metro TV ingin memunculkan keraguan atas militansi pendukung Prabowo di Sumatera Barat.

"Berita Metro TV membuat seolah pendukung Prabowo di Sumbar tidak militan. Saya rasa ini ada kepentingan," ujar Andre saat ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (5/4//2019).

Baca juga: Survei Indikator Tunjukkan Perubahan Suara Pemilih Islam dari Prabowo ke Jokowi

Menurut Andre, pada pilpres sebelumnya, Prabowo mendapat dukungan 76,3 persen pemilih di Sumatera Barat. Andre menyebut daerah tersebut sebagai lumbung suara bagi Prabowo.

Andre menilai, pemberitaan Metro TV yang menyebut bahwa Prabowo ditinggal pendukungnya saat berkampanye di Padang, pada 2 April 2019 lalu, ada kaitannya untuk menurunkan angka dukungan kepada Prabowo dalam pilpres 17 April 2019.

Pada kenyataannya, menurut Andre, ribuan pendukung Prabowo tetap bertahan dari awal sampai Prabowo selesai menyampaikan pidato.

Baca juga: Bantah Hadang Pesawat Prabowo, Ini Penjelasan TNI AU

Bahkan, Prabowo kesulitan meninggalkan lokasi kampanye karena dikerumuni pendukung.

"Ada ketakutan kami bikin rekor baru. Kalau dulu kami menang 76,3 persen, insya Allah pada 2019 ini target kami menang 85 persen," kata Andre.

Andre secara resmi mengadukan Metro TV ke Dewan Pers. Menurut Andre, Metro TV membuat pemberitaan yang tidak sesuai fakta dan sengaja melakukan kampanye hitam terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.

Jawaban Metro TV

Saat dikonfirmasi, Pemimpin Redaksi Metro TV Don Bosco Selamun menjelaskan bahwa pada 2 April 2019, reporter lapangan Metro TV memang melihat ada sebagian pendukung Prabowo yang meninggalkan lokasi kampanye.

Baca juga: Polemik Pembagian Kursi Menteri di Kubu Prabowo-Sandiaga....

Namun, Don Bosco mengakui pemberitaan terkait hal itu disajikan secara tidak lengkap.

"Memang berita itu diturunkan secara tidak lengkap. Berita tidak memuat klarifikasi, di mana seharusnya ada wawancara yang dilakukan kepada pendukung yang meninggalkan lokasi kampanye," ujar Don Bosco kepada Kompas.com.

Meski demikian, menurut Don Bosco, Metro TV telah bertindak cepat dengan meminta klarifikasi kepada pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra di Sumatera Barat.

Pimpinan DPD Gerindra membantah ada pendukung Prabowo yang meninggalkan lokasi kampanye.

Selanjutnya, menurut Don Bosco, bantahan itu telah ditayangkan sebanyak dua kali oleh Metro TV.

Bahkan, pemberitaan atas bantahan itu dilakukan sebelum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi membuat aduan ke Dewan Pers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com