Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Tekankan Pentingnya Keterbukaan Informasi dari Caleg

Kompas.com - 12/03/2019, 18:17 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina menegaskan, publik berhak mengetahui informasi mendasar terkait calon anggota legislatif yang akan dipilih.

Namun kenyataannya, caleg ada yang tak bersedia mengungkapkan informasi mendasar, seperti riwayat hidup.

"Jumlah caleg itu banyak dan di surat suara hanya akan ada nama, ketika kita melihat nama kita tidak akan mungkin tahu rekam jejaknya seperti apa, setidaknya latar belakang atau riwayat pekerjaannya seperti apa, organisasinya, pendidikannya dan sebagainya," kata Almas dalam diskusi di kantor ICW, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Baca juga: ICW Imbau Publik Telusuri Jejak Rekam Caleg agar Tak Salah Pilih

Ia mengingatkan, informasi-informasi dasar sangat berguna bagi pemilih. Sebab, pemilih akan menentukan pilihannya berdasarkan preferensi tertentu, seperti gender, organisasi, riwayat pekerjaan, pendidikan, hingga pengalaman politiknya.

"Dengan mengetahui informasi yang cukup itu pemilih akan semakin terbantu, ketika informasi tidak tersedia dan pemilih hanya disuguhkan dengan nama, berdasarkan apa pemilih menentukan pilihannya?" papar Almas.

"Enggak cukup juga menentukan pilihan dengan melihat spanduk-spanduk yang ada, gimana pemilih mau menentukan pilihan berdasarkan informasi yang sangat terbatas itu?" sambungnya.

Almas berharap caleg tak perlu menutupi informasi-informasi mendasar yang sebenarnya berhak diketahui publik. Menurut dia, caleg merupakan calon pejabat publik yang harusnya siap diamati masyarakat.

Baca juga: RSUD Depok Siapkan Kamar Khusus untuk Caleg yang Depresi

"Kan informasi dasar saja yang tidak mengganggu. Mereka kan calon pejabat publik yang seharusnya siap untuk dilihat dan bahkan dikuliti oleh publik," kata Almas.

Dengan demikian, keterbukaan informasi bisa membuat pemilih semakin bijak dan rasional dalam menjatuhkan pilihan.

"Karena jangan sampai seperti beli kucing dalam karung. Jangan sampai menyesal ketika sudah memilih ternyata si calegnya belum pernah memiliki track record yang baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com