Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Alami "Recycle Trafficking": KDRT di Daerah Asal, Dihukum Mati di Luar Negeri

Kompas.com - 28/02/2019, 18:21 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil ketua Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Yuniyanti Chuzaifah menyebutkan, kasus-kasus hukuman mati yang dialami tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri bermula dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) saat tinggal di Indonesia.

"Mereka tu akar masalahnya bermula saat menjadi korban KDRT. Kemudian, karena itulah mereka migrasi ke negara lain sebagai seorang TKI," ujar Yuni dalam konferensi hukuman mati dan hak hidup yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Baca juga: Hukuman Mati Tak Bisa Kurangi Kejahatan, Apalagi Menghentikannya

Yuni mencontohkan almarhum TKI Tuti Tursilawati yang mengalami hukuman mati di Arab Saudi. Ia memilih menjadi buruh migran karena mengalami KDRT saat masih di Majalengka.

Wakil ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah dalam sebuah diskusi Hari Perempuan Internasional, di kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).KOMPAS.com/Kristian Erdianto Wakil ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah dalam sebuah diskusi Hari Perempuan Internasional, di kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

"Dia (Tuti) berangkat menjadi buruh migran karena KDRT. kekerasan yang ia alami saat berkeluarga di Majalengka terjadi karena faktor kemiskinan," ungkapnya.

Karena KDRT, lanjut Yuni, biasanya mereka ingin mencari tempat yang baru guna melindungi diri dan memulihkan psikologisnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Hukuman Mati Pertama Menggunakan Gas di AS

Namun, sayangnya, hal itu justru dimanfaatkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan merekrut mereka sebagai seorang TKI ilegal.

"Mereka menjadi sasaran sindikat narkoba di Indonesia maupun luar negeri. Akhirnya terjadilah recycle trafficking yang mereka alami," papar Yuni.

Untuk itu, Yuni meminta kepada pemerintah agar mencegah secara dini ke daerah-daerah yang rawan terjadinya KDRT dan perekrutan TKI ilegal.

Baca juga: Hukuman Mati bagi Pengedar Narkoba di China Bikin Trump Senang

 

Penyelesaian lintas negara juga diperlukan untuk lebih tegas dalam memutus rantai kekerasan yang berkelanjutan hingga bisa berujung pada hukuman mati bagi TKI.

Adapun dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan catatan Migrant Care, ada enam buruh migran Indonesia yang dieksekusi mati.

Kompas TV Para pelayat terus berdatangan ke rumah Syahroni yang menjadi korban pembunuhan dengan cara dibakar di Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Para pelayat tak menyangka bahwa korban meninggal dengan cara keji, apa lagi korban selama ini dikenal baik dan ramah. Keluarga meminta kepada penegak hukum menjerat para tersangka dengan hukuman seberat-beratnya, yakni hukuman mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com