Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Kivlan Zen Tantang Wiranto Debat di TV | Polemik E-KTP WNA

Kompas.com - 28/02/2019, 06:37 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam isu masuk dalam deretan berita terpopuler halaman Nasional Kompas.com, seperti isu saling tantang antara Wiranto dan Kivlan Zen mengenai dalang kerusukan 1998 dan polemik pemberian e-KTP untuk warga negara asing (WNA).

Berikut 5 berita terpopuler di Nasional pada Rabu (27/2/2019) hingga Kamis (28/2/2019) pagi:

1. Tantangan balik dari Kivlan untuk Wiranto

Dua purnawirawan jenderal, Jenderal (Purn) Wiranto, yang kini menjabat Menko Polhukam, dan mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen saling melayangkan tantangan.

Hal ini bermula dari pernyataan Kivlan yang menyebut Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998. Tak terima dengan tudingan itu, Wiranto menantang Kivlan Zen dan Prabowo SUbianto untuk melakukan sumpah pocong. Namun, Kivlan justru menantang balik untuk berdebat di siaran televisi.

Kivlan menolak melakukan sumpah pocong. Bagaimana tantangan yang disampaikan Kivlan?

Baca : Kivlan Zen Tantang Balik Wiranto Debat di TV soal Kerusuhan 1998

2. Kivlan Zen pertanyakan Wiranto yang singgung Prabowo

Kivlan Zen mempertanyakan mengapa Wiranto menyinggung nama Prabowo saat melontarkan tantangan sumpah pocong kepadanya terkait peristiwa kerusuhan 1998.

Polemik ini muncul saat Kivlan mengungkap dugaan keterlibatan Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998 dalam diskusi bertajuk "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/2/2019).

 "Kan saya yang bilang Wiranto dalang kerusuhan. Kok tahu-tahu Prabowo juga diajak sumpah pocong? Ini maksudnya apa?" kata Kivlan, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/2/2019).

Kivlan mengaku hanya menyampaikan fakta-fakta yang ada di acara diskusi itu dan sama sekali tidak mempunyai motif politik.

"Karena saya juga bukan pendukung atau tim sukses Prabowo, bukan juga pendukung Jokowi," kata Kivlan.

Baca juga: Kivlan Zen: Kenapa Wiranto Bawa-bawa Prabowo?

3. Alasan WNA bisa dapat E-KTP

Polemik e-KTP untuk WNA merebak setelah beredar foto e-KTP seorang WNA asal China di media sosial berinisial GC. Dalam pesan yang beredar, disebutkan bahwa WNA yang berdomisili di Cianjur, Jawa Barat, itu masuk dalam daftar pemilih pada Pemilu 2019.

Namun, hal ini telah dibantah Kemendagri dan KPU yang memastikan tak ada nama yang bersangkutan dalam DPT.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com